CITRA KOTA YANG TERCEMAR: ULAH TERORIS ATAU TELEVISI ?

Sebuah fenomena menarik  sekaligus menyedihkan setiap kali muncul berita seputar teroris.

Sebagaimana kita ketahui bersama, teroris atau yang diduga terkait dengan jaringan teroris memilih lokasi di berbagai kota di negeri ini, khususnya kota-kota di Pulau Jawa.

Kita tidak tahu persis dimana para teroris itu bertempat tinggal, kecuali setelah muncul berita penyergapan, penangkapan atau penembakan.

Alhasil, bersamaan dengan terjadinya aksi aparat atau Densus 88, maka muncullah istilah baru, semisal: teroris Temanggung, Teroris Cilacap, Teroris Wonosobo. Teroris Semarang, Teroris Palembang, dan lain-lain.

Berita adanya penangkapan sedikit banyak disambut gembira.Tentu menimbulkan harapan tidak adanya lagi aksi pemboman yang banyak melukai warga yang tidak tahu menahu dengan urusan terorisme.

Namun, menempatkan nama suatu kota dengan kata ‘teroris’ tentu menimbulkan pula kesan buruk terhadap kota tersebut. Inilah yang sesungguhnya mengusik saya untuk sekadar berpendapat.

Memang benar bahwa teroris atau yang diduga sebagai teroris berada di kota-kota tertentu, tetapi gencarnya pemberitaan di televisi  dan media massa menimbulkan stigma terhadap kota tersebut. Di samping tentunya membangkitkan kekhawatiran tersendiri terhadap orang-orang atau kerabat yang berasal dari kota-kota itu.

Ketika terjadi aksi penyergapan yang berlangsung 2 hari di Temanggung, seorang rekan yang kebetulan berasal dari Wonosobo mengaku memiliki kekhawatiran mengingat ada familinya yang menetap di kota itu. Tak hentinya dia menelpon kerabatnya sekadar untuk mengetahui keadaannya. Beruntung lokasi TKP  jauh dari rumah kerabatnya.

Tetapi yang membuat saya sedikit terhenyak saat dia mengomentari bahwa butuh waktu yang tidak sebentar untuk memulihkan citra kota itu.

Lanjutkan membaca “CITRA KOTA YANG TERCEMAR: ULAH TERORIS ATAU TELEVISI ?”