PRESIDEN AMERIKA TERPILIH: JOHN MC CAIN DAN SARAH PALIN

Apabila tulisan di bawah membingungkan, jangan diteruskan. Silahkan langsung saja ke: INTERVIEW (GAIB) DENGAN LOBBY YAHUDI: MC CAIN-PALIN PASTI MENANG

Tanggal 4 November 2008, warga Amerika akan memilih presiden yang ke 44. Dua kandidat utama: John Mc Cain dan Barack Hussein Obama akan bertarung memperebutkan kursi nomor satu di negeri itu.
Sesungguhnya saya tidak terlalu peduli siapa yang akan menang diantara mereka. Tetapi entah mengapa, saya pun seolah tidak dapat berdiam diri untuk sekadar menulis tentang pemilu yang paling dinanti warga dunia itu.
Pemilu di Amerika memang menarik dan memiliki daya tarik bagi masyarakat dunia. Terkadang muncul harapan sekaligus rasa pesimis terhadap masing-masing kandidat yang bertarung.
Saya ingin mengawalinya dengan keyakinan penuh bahwa John Mc Cain dan Sarah Palin akan memenangkan pemilu itu dan mereka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat ke 44.
Saya sangat berharap merekalah yang memimpin negeri adidaya itu. Judul di atas tidak bersifat provokatif atau apalagi anggapan mendahului kehendak Tuhan. Ya, yakin saja begitulah.

MASJID SUNDA KELAPA
Ketika beredar kabar bahwa salah seorang kandidat presiden Amerika pernah menetap di Indonesia dan tinggal di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, maka saya pun mencoba mencari tahu seperti apakah kawasan yang konon katanya dihuni pejabat, orang kaya, dll. Tetapi tentu saja bukan itu yang menjadi tujuan saya berjalan-jalan di sekitar Menteng.
Ramadhan lalu, saya menyempatkan diri shalat Maghrib di Masjid Sunda Kelapa yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada tanggal 21 Desember 1969 dan diresmikan Gubernur DKI, Ali Sadikin pada 31 Maret 1971.
Pada masa-masa inilah, sosok Barack Hussein Obama (lahir tahun 1961) atau yang ketika itu dipanggil Barry berdiam di kawasan Menteng. Dia tinggal bersama adik tiri, ibu dan ayahnya (Lulu Soetoro) yang berkewarganegaraan Indonesia dan beragama Islam. Pada masa itu Barry berusia antara 8-10 tahun dan bersekolah di SD Menteng I. Dikisahkan, ketika itu Barry tercatat beragama Islam di sekolahnya.
Kemudian seusai shalat Maghrib, saya lalu keluar dan duduk-duduk di teras depan masjid memperhatikan sekeliling dan merekamnya dengan handycam. Sambil mengamati sekeliling, diantara keramaian jamaah masjid dan para pedagang, tiba-tiba muncul dalam benak saya suatu dugaan ringan yaitu apakah si kecil Barry pernah shalat di masjid ini? atau setidaknya memasuki masjid ini ketika masjid ini sedang dalam proses pembuatannya?
Muncul keyakinan dalam diri saya, Obama mengetahui pembangunan masjid ini dan pernah berada di dalamnya pada masa kecilnya itu. Obama dengan rekan-rekan sebayanya shalat berjamaah di masjid ini.
Selanjutnya saya pulang dan tidak lagi memikirkan hal itu.

EUPHORIA ANAK MENTENG
Beberapa hari kemudian, saya mulai menyadari adanya euphoria masyarakat, khususnya apa yang menyebut dirinya Anak-Anak Menteng, yang begitu sangat berharap Obama terpilih menjadi presiden. Inilah yang membuat saya merenung agak lebih dalam dibandingkan sebelumnya seputar pertarungan 2 kandidat presiden Amerika.
Tentu saja sebuah kebanggaan bagi Anak Menteng apabila salah seorang warganya yang pernah menjalani masa kecil di kawasan itu menjadi orang nomor satu di negara besar seperti Amerika. Kebanggaan bahkan jauh lebih dirasakan para guru-guru yang pernah mendidik Obama di SD Menteng tersebut.
Namun dalam pandangan saya, kebanggaan itu hanya sampai sebatas tampilnya Obama sebagai kandidat presiden dan bukan sebagai presiden terpilih. Itulah kebanggaan tertinggi yang dapat dirasakan siapapun yang pernah berinteraksi langsung dengan sosok Obama. Saya pun akan merasakan kebanggaan yang sama dengan para guru sekolah dan Anak-Anak Menteng, andaikata saya mengenal Obama.
Tetapi dalam pertarungan memperebutkan kursi presiden, faktor masa kecil itu tentu tidak terlalu dihiraukan para pemilih di Amerika. Mereka akan memilih dengan pertimbangan yang sama sekali berbeda dengan semua warga yang bukan warga Amerika. Tetapi mudah-mudahan saja kelak akan muncul Anak Menteng yang memang lahir dan besar di Menteng, asli Warga Negara Indonesia yang dapat mengubah sejarah dunia.

ARGUMEN
Kini tibalah saya pada keyakinan bahwa John Mc Cain akan memenangkan pemilihan presiden 4 November. Tetapi jujur saja, saya tidak ingin mengulas dengan analisis politik apapun. Saya awam soal itu. Lagipula, ada banyak analis politik yang hebat-hebat yang pandai mengulas dan menulisnya.
Saya cuma punya keyakinan John Mc Cain akan menang. Dan selanjutnya adalah apakah pemerintah Amerika dibawah kepemimpinan Mc Cain akan mampu memenangkan peperangannya di Irak dan Afghanistan.
Tgl. 7 Oktober lalu adalah genap 7 tahun pemerintahan Bush menginvasi Afghanistan. Operation Enduring Freedom telah membawa korban ratusan ribu rakyat Afghanistan dan 617 tentara Amerika (hingga 11 oktober 2008)
Sementara invasinya terhadap Irak (Operation Iraqi Freedom) telah membunuh 1.273.376 warga Iraq dan menewaskan 4168 serdadu Amerika.lihat faces of the fallen
Ini merupakan kejahatan paling gila yang dilakukan Presiden Amerika sejak Presiden Harry Truman.
Tetapi sementara itu, tidak ada perkembangan kebaikan apapun dalam invasinya itu. Kedua negara itu tidak menjadi kunjung damai. Bahkan berita-berita yang beredar belakangan ini semakin menunjukkan bahwa pemerintahan Taliban yang diidentikkan dengan teroris kini malah menunjukkan keperkasaannya. Perlawanan mereka semakin gigih dan mungkin tidak terlalu lama lagi akan mengepung Kabul, sebagaimana yang terjadi di akhir tahun 1996.
Begitupula perjuangan rakyat Irak pun tidak berhenti demi mengusir penjajah dari tanahnya.
Tentu saja saya tidak tertarik perang. Tetapi tampaknya sejarah berulang lagi. Ketika Uni Sovyet menginvasi Afghanistan hingga 10 tahun, berakhir dengan kepedihan. Tentara Beruang Merah pulang kembali ke negerinya dan tidak berapa lama kemudian negara itu pecah berkeping-keping.
Kini, dalam pandangan saya, Amerika mendekati titik yang sama dengan yang dialami Uni Sovyet. Bukan berarti negara itu akan pecah, tetapi setidaknya kezaliman penguasanya terhadap umat manusia akan dirasakan juga akibatnya oleh rakyatnya sendiri.
Krisis finansial yang ramai belakangan ini, setidaknya cukuplah menghibur kaum tertindas di Irak, Palestina dan Afghanistan.
Pemerintahan George Walker Bush junior tidak akan berakhir dengan manis atau happy ending, melainkan menumpuk persoalan baru yang mencoreng reputasinya.
John Mc Cain yang saya yakini akan meneruskan kebijakannya dalam hal perang di Irak dan Afghanistan, justru semakin mengukuhkan keyakinan saya bahwa peperangan itu akan dimenangkan para mujahid-mujahid.
Saya yakin tentara Amerika akan pulang dari Irak dan Afghanistan dalam keadaan kalah perang seperti di Vietnam. Dan bukan dipulangkan oleh pemerintahnya sebagaimana rancangan Barack Hussein Obama.
Dan pemerintah Indonesia masih diam membisu membiarkan kezaliman menjadi kelaziman. Menyedihkan.

BaNi MusTajaB