PARANORMAL / DUKUN


IMG_20150412_120154

Paranormal/dukun dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan sedikit berbeda dibandingkan dengan manusia pada umumnya. Ada diantaranya yang memiliki kemampuan keparanormalan tanpa belajar terlebih dahulu. Ada pula yang melalui proses belajar.

Pada sekira tahun 1988-1989, di Yogyakarta, seorang teman (sebut saja Haris) berbincang dengan saya seputar pengalaman pertamanya bertemu dengan pimpinan (guru) dari sebuah perguruan tenaga dalam. Sang guru itu melakukan gerakan tangan ke arah tubuh Haris.

Selanjutnya dalam hitungan beberapa menit kemudian, Sang Guru menyuruh muridnya yang lain untuk melakukan gerakan menyerang atau memukul Haris.

Ketika murid itu menyerang Haris, Seketika tubuh murid itu terpental jatuh. Seolah-olah ada seberkas energi listrik yang melindungi tubuh Haris dari serangan pukulan tersebut. Bahkan lebih dahsyat lagi, saat Haris menggerakkan telunjuk jarinya sedikit saja, murid yang mencoba memukul tadi malahan terlempar jauh.

Saat itu saya sangat tertarik dengan cerita Haris. Apalagi setelah dia memeragakan beragam bentuk tarian dan juga gerakan silat, kungfu, karate, taekwondo, dan lain-lain. Padahal jelas Haris tidak pernah memelajarinya.

Perbincangan dengan Haris merupakan awal pertama saya bersentuhan dengan sesuatu yang kini populer dengan istilah keparanormalan. Saat itu saya mencoba melakukan beberapa eksperimen yang tergolong baru buat saya.

Gerakan-gerakan silat atau akrab disebut jurus-jurus (biasanya ada sekira 10-12 jurus) tersebut sangat memikat perhatian saya. Ada jurus memukul, menyerang, mengunci dan lain-lain. Jurus-jurus tersebut bisa untuk menyerang musuh dalam jarak yang jauh. Atau dengan kata lain, kita dapat menumbangkan lawan tanpa kita menyentuh tubuh lawan.

Dalam perkembangan selanjutnya, perhatian saya terhadap jenis tenaga dalam seperti itu mulai berkurang seiring keakraban saya dengan teman-teman lain yang gemar menekuni dunia spiritual, mistik dan keparanormalan. Beberapa teman saya tersebut ada yang pernah mondok di pesantren atau belajar dengan kyai.

Mereka memiliki cara pandang berbeda terkait dengan tenaga dalam, mistik, keparanormalan, dan lain-lain.

Sesuatu yang masih saya ingat adalah apa yang diceritakan Wisman Hertito, sahabat kuliah saya yang berasal dari Boyolali, Jawa Tengah.
Wisman mengisahkan bahwa pada sekira tahun 1984, dirinya bersama dua orang temannya pernah berguru pada seorang kyai di Cirebon.
“Kami berpuasa dan berzikir selama beberapa waktu di pesantren,” kata Wisman memulai kisahnya. “Semua itu kami lakukan atas perintah dan bimbingan sang kyai.”

Kemudian setelah tiba masanya aktifitas spiritual itu selesai, ketiga orang itu diharuskan melakukan tirakat di beberapa tempat wingit di Cirebon.

“Kami bertiga diharuskan tirakat di kuburan, hutan atau tempat yang seram, keramat atau dianggap menakutkan bagi masyarakat sekitar lokasi tersebut,” kilah Wisman.

Mereka melakukan perintah gurunya itu dengan sepenuh hati semata-mata agar keinginan mereka tercapai. Maklumlah,saat itu usia ketiganya sekira 17-18 tahun.

Usia yang tergolong muda untuk bersentuhan dengan aktifitas mistik spiritual. Meskipun ketiganya merupakan teman sepermainan sejak kecil, tetapi saat berangkat ke Cirebon itu mereka memiliki niat berbeda-beda yang hanya diketahui diri sendiri.

“Pada malam terakhir itu, saya tirakat di hutan yang dianggap menyeramkan. Sedangkan kedua teman saya juga melakukan hal sama di lokasi berbeda,” kenang Wisman. “Kami menyelesaikan tirakat itu pada dini hari menjelang subuh.”

Pada pagi harinya, ketiganya menghadap Sang Kyai untuk menceritakan pengalamannya selama bertirakat di tempat-tempat yang dianggap wingit tersebut.

“Kami menceritakan pengalaman selama tirakat di tempat wingit itu. Kedua teman saya mengaku bertemu makhluk halus. Bahkan ada diantaranya yang terlibat perkelahian,” kata Wisman.
“Lalu bagaimana dengan pengalaman Anda sendiri?” tanya saya ingin tahu.
“Saya tidak mengalami peristiwa seperti yang dialami kedua teman saya. Pada malam itu saya sholat dan berzikir dengan tenang tanpa ada gangguan makhluk gaib sedikitpun,”jawab Wisman.

Setelah ketiga orang itu bercerita pengalaman mistiknya kepada Sang Kyai, merekapun langsung berpamitan pulang ke kota asalnya.

Sejak kepulangan itu, Wisman dilanda rasa kegelisahan yang luar biasa mengenai tidak adanya pengalaman bertemu makhluk gaib sebagaimana yang dialami kedua temannya. Rasa penasaran yang tinggi ini mendorongnya untuk berangkat lagi ke Cirebon menemui Sang Kyai.

Wisman ingin tahu apa sesungguhnya yang membuat dirinya tidak melihat atau bertemu makhluk gaib.

“Saya ingin tahu apakah ada yang salah dalam tirakat saya sehingga harus diulang atau ada faktor lain hingga saya tidak mengalami sensasi supranatural itu,” ujar Wisman kepada saya.

Jawaban dari Sang Kyai sungguh sangat mengejutkan Wisman. Saat itu Sang Kyai mengatakan bahwa diantara ketiga orang yang melakukan tirakat di malam hari itu, justru Wisman yang dianggap paling berhasil melakukan tirakat tersebut.

Wisman dinilai berhasil dalam melakukan konsentrasi tertinggi kepada Tuhan. Fokus dan konsentrasi saat berzikir hanya mengingat Tuhan itulah yang membuat makhluk gaib tidak berani menampakkan dirinya atau, apalagi mengganggunya.

“Kedua teman saya bisa melihat makhluk gaib itu lantaran saat berzikir terbersit pikirannya melihat makhluk gaib itu. Saat terbersit pikiran itulah, makhluk gaib seketika hadir,” kata Wisman.

Sang Kyai meyakinkan Wisman bahwa dirinyalah yang dinilai berhasil melakukan tingkat konsentrasi tertinggi dibandingkan kedua temannya. Sang Kyai itu juga berpesan agar kemampuan konsentrasi itu harus terus ditingkatkan.

“Sejak saat itu, saya berpegang teguh dengan pesan guru saya itu bahwa dalam mengamalkan suatu amalan tertentu hanya boleh fokus kepada Yang Maha Kuasa,” ujarnya.

Wisman mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu kemudian, kedua temannya itu memang memiliki kemampuan keparanormalan. Keduanya memiliki kemampuan mendatangkan makhluk gaib dan memerintahkannya untuk melakukan tugas tertentu.

Istilah yang umum adalah memanggil dan memerintahkan khodam-khodam, jin dan segala macam bentuk dedemit. Termasuk, tentu saja, mendatangkan benda-benda pusaka dari alam gaib.

Pengalaman saat berguru di Cirebon itulah yang membentuk karakter Wisman dikemudian hari. Saya menangkap kesan ini selama beberapa tahun bersahabat dengannya.

Em Agus Siswanto

 

Penulis: M Agus Siswanto

https://gus7.wordpress.com (Blog BaNi MusTajaB). Blog ini sekadar kumpulan tulisan pribadi maupun orang lain. Tentu yang saya anggap menarik. Terkadang ada tulisan ringan, tapi tidak sedikit yang bikin pusing. Semoga bermanfaat. Aamiin. Penulis: M Agus Siswanto Mantan Jurnalis Majalah Misteri,Jakarta. email: maniakgaib@gmail.com 08176645205

11 tanggapan untuk “PARANORMAL / DUKUN”

Tinggalkan komentar