PERSEPSI


eyeemfiltered1430211093889

Pada umumnya, perilaku seseorang didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, tetapi bukan pada kenyataan itu sendiri..
Persepsi adalah sebuah proses yang terjadi pada diri seseorang dalam mengatur dan menafsirkan kesan-kesan yang diterimanya. Persepsi dapat juga disebut sebagai proses penilaian seseorang terhadap obyek atau masalah tertentu. Itulah sebabnya manusia memiliki perbedaan dalam memandang suatu obyek atau masalah yang sama.
Adanya perbedaan ini diantaranya menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang atau membenci obyek tersebut. Begitupula ada orang mengalami suatu masalah bersikap biasa, tetapi orang lain yang ditimpa masalah yang sama terlihat kesusahan. Hal itu sangat tergantung bagaimana seseorang menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya, sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya. Persepsi bisa juga disebut cara pandang terhadap sesuatu.
Dalam bahasa lainnya, persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Persepsi ini kemudian menyatu dalam diri individu terhadap kesan yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, seperti: pikiran, perasaan dan pengalaman ikut aktif berpengaruh dalam membentuk persepsi.
Perbedaan persepsi sangat terasa jika seseorang sedang mengalami suatu masalah tertentu. Ambil contoh: A dan B bekerja pada sebuah perusahaan yang sama. Keduanya memiliki atasan yang berkarakter kasar dan sering menghina.
Dalam menghadapi situasi ini, A memiliki persepsi buruk tentang atasannya. Sikap ini akan membuat A merasa tidak nyaman dalam bekerja dan selalu gelisah. Sedangkan B memiliki persepsi baik tentang atasannya. Tentu sikap ini akan membuat B tetap nyaman dalam bekerja dan tidak merasa gelisah.
Dalam hal persepsi ini, saya punya pengalaman pribadi. Beberapa tahun lalu, saya bekerja di perusahaan tambang batu bara di Samarinda, Kalimantan Timur. Pada awalnya, situasi pekerjaan membuat saya tersiksa. Terutama menyangkut aspek fisik yang melelahkan serta rekan kerja dan atasan cenderung bersikap keras dan kasar. Saat itu saya memiliki persepsi buruk tentang pekerjaan, rekan kerja dan atasan.
Tetapi saya menyadari bahwa kenyataan itu hanya ada dalam persepsi. Oleh karenanya, saya segera mengubah persepsi. Seiring perjalanan waktu, saya merasakan kenyamanan. Rekan kerja dan atasan menjadi akrab dan pekerjaan yang menguras fisik tidak terasa melelahkan.
Ketika kemudian saya memutuskan keluar dari bidang kerja pertambangan, maka hal itu lebih disebabkan faktor lain yang tidak terkait dengan rekan kerja, atasan ataupun fisik yang melelahkan.
Bekerja sebagai jurnalis di majalah yang mengulas beragam urusan mistik juga menimbulkan persepsi tersendiri. Ada banyak hal yang mengubah persepsi saya tentang mistik atau kegaiban.
Ambil contoh, dahulu saya menganggap bahwa penarikan uang gaib itu mustahil. Tetapi kemudian saya menyadari bahwa hal itu memang ada. Meskipun secara pribadi saya belum pernah melihatnya, tetapi saya mewawancarai orang-orang yang pernah terlibat dalam ritual tersebut.
Hasil dari beberapa kali wawancara itulah yang membentuk persepsi saya bahwa penarikan uang gaib itu memang ada, tetapi tidak satupun yang menghasilkan keuntungan. Ambil contoh, modal untuk melakukan ritual sebesar 20 juta rupiah. Tetapi yang didapatkan dari penarikan uang gaib hanya sekitar ratusan ribu rupiah saja. Tentu saja pelaku ritual rugi besar.
Inilah yang hingga kini meyakinkan diri saya bahwa penarikan uang gaib hanyalah omong kosong belaka. Jika kemudian ada orang yang mengaku-ngaku mendapatkan uang milyaran rupiah dari ritual uang gaib, maka hal itu tetap tidak akan mengubah persepsi saya bahwa penarikan uang gaib tidak lebih dari omong kosong. Begitupula dalam kaitan persepsi saya seputar piranti mistik.
Adapun dalam hal penarikan benda-benda dari dalam tanah yang dilakukan secara gaib, maka kesimpulan saya adalah bahwa kemungkinan itu bisa terjadi untuk benda-benda tertentu saja, seperti benda dari bahan kayu, logam besi, perunggu dan perak. Tetapi untuk yang berbahan emas murni tidak dapat diperoleh.
Jika kemudian ada orang yang mengaku dapat menarik benda dari dalam tanah yang berbahan baku emas murni, maka saya dapat memastikan bahwa hal itu kedustaan. Ini persepsi saya yang tidak dapat diubah. Bahkan proses penarikan benda secara gaib yang ditayangkan televisi kita seluruhnya adalah kebohongan publik. Keris ataupun benda lainnya itu sudah ditanam lebih dahulu sebelum acara syuting dimulai.

BERPIKIR POSITIF
Mengubah persepsi merupakan dasar utama untuk melahirkan pikiran positif. Sebagaimana diketahui, kita biasanya sering mengeluh dan merasa gundah ketika menghadapi suatu masalah tertentu. Apapun masalah itu, seperti dililit hutang, frustasi, patah hati, dan lain-lain, tentu akan membuat pikiran menjadi tidak konsentrasi. Dalam situasi ini, seolah-olah tidak ada jalan keluar untuk mengatasinya.
Padahal sesungguhnya permasalahan yang dihadapi itu ada dalam persepsi kita saja. Dengan kata lain, jika kita ingin keluar dari masalah, maka yang pertama harus dilakukan adalah mengubah persepsi kita terhadap masalah itu. Cara ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalkan melalui diskusi bersama keluarga, teman, guru, ustadz, dan lain-lain, atau membaca buku untuk menambah pengetahuan yang dapat mengubah persepsi kita.
Hal ini memang tidak mudah. Sebabnya harus ada proses yang dilakukan. Namun berproses ini jauh lebih baik dibandingkan mencari jalan instan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Contoh jalan instan adalah memahari piranti mistik yang hanya menguras keuangan dan sama sekali tidak membawa faedah apapun.
Pada dasarnya, sebuah permasalahan atau problematika akan membawa kita pada kondisi yang lebih buruk atau lebih baik. Di sinilah kita dituntut untuk segera mengambil pilihan. Jika kita ingin kondisi kita menjadi lebih baik, maka tentunya kita harus mengubah persepsi kita ke arah yang lebih baik.
Harus diakui, kita seringkali merasa lemah ketika dilanda suatu permasalahan tertentu. Dalam situasi seperti ini, seolah-olah tidak ada solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan. Padahal, di sinilah kemampuan kita untuk memisahkan antara diri kita dengan permasalahan kita. Sebab diri kita dan permasalahan kita itu adalah dua hal yang berbeda. Tetapi ini seringkali tidak kita sadari.
Sesungguhnya kita harus yakin dan percaya bahwa diri kita lebih kuat dari permasalahan yang kita hadapi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa : “Apapun yang Anda pikirkan dan rasakan tentang permasalahan diri sendiri, maka yakinlah bahwa Anda tetap lebih kuat dari yang Anda pikirkan dan rasakan itu.” Sikap seperti ini akan sangat membantu dalam mencari penyelesaian atas permasalahan yang dihadapi.

Fb: Em Agus Siswanto (maniakgaib@gmail.com)

Referensi: Buku Terapi Berpikir Positif karya Dr Ibrahim El Fiky

Penulis: M Agus Siswanto

https://gus7.wordpress.com (Blog BaNi MusTajaB). Blog ini sekadar kumpulan tulisan pribadi maupun orang lain. Tentu yang saya anggap menarik. Terkadang ada tulisan ringan, tapi tidak sedikit yang bikin pusing. Semoga bermanfaat. Aamiin. Penulis: M Agus Siswanto Mantan Jurnalis Majalah Misteri,Jakarta. email: maniakgaib@gmail.com 08176645205

4 tanggapan untuk “PERSEPSI”

Tinggalkan komentar