ASAL USUL PESUGIHAN GUNUNG KAWI

Daun Dewandaru

Menjadi kaya berarti harus kejatuhan daun dewandaru. Jika tidak kejatuhan daun dewandaru, maka Anda tidak akan pernah menjadi kaya. Inilah salah satu mitos penting di Gunung Kawi.


ASAL USUL PESUGIHAN GUNUNG KAWI

Pada 14 Juli 2011, ditemani kerabat bernama Dipo dan Uda, saya berkunjung ke Padepokan Eyang Jugo di Desa Jugo, Kesamben, Blitar , Jawa Timur. Sebelum mengupas seputar padepokan tersebut, ada baiknya saya mengulas sedikit tentang Pesugihan Gunung Kawi.
Nama Eyang Jugo sangat erat kaitannya dengan Pesugihan Gunung Kawi di Malang, Jawa Timur.

Gambar

Dapat dikatakan, Gunung Kawi termasuk lokasi pesugihan paling populer di Indonesia dan Asia Tenggara. Meskipun belum ada data valid seputar orang yang berhasil kaya setelah melakukan ritual pesugihan di sana ataupun orang yang gagal menjadi kaya setelah ritual.Persoalan lainnya adalah ada orang-orang yang bertindak seolah-olah membantu melancarkan urusan Anda di Gunung Kawi, tetapi malah berakibat menguras uang Anda. Khususnya terkait biaya selametan, ubo rampe dan sebagainya.

Dalam hal ini, dibutuhkan kehati-hatian untuk mereka yang datang dengan tujuan ritual. Jika Anda berkunjung sebagai seorang wisatawan yang hendak menikmati keindahan panorama Gunung Kawi, tentu tidak menjadi masalah.

Di sisi lain, daun dewandaru yang menjadi harapan diri ingin kaya, juga sering menjadi permainan orang tertentu. Daun itu sengaja dilemparkan orang hingga menjadi rebutan. Jadi bukan daun yang jatuh dari pohon. Informasi ini saya dapatkan dari orang yang pernah berziarah ke Gunung Kawi.

Sesuatu yang mungkin sudah difahami bagi orang yang berziarah ke Gunung Kawi adalah adanya sebuah Padepokan yang menjadi rumah tinggal Eyang Jugo semasa hidupnya. Padepokan itu terletak di desa Jugo, Kesamben, Blitar.

Ada banyak orang yang mengetahui Padepokan Eyang Jugo ini, namun tidak banyak peziarah yang mengunjunginya.

Dengan kata lain, para peziarah Gunung Kawi, khususnya yang bertujuan mencari pesugihan, tidak serta merta mengunjungi padepokan ini di Blitar. Melainkan langsung menuju makam keramat Eyang Jugo di Gunung Kawi, Malang.

Inilah yang kemudian menjadi problematika tersendiri bagi peziarah yang datang langsung ke Gunung Kawi tanpa menyempatkan diri mengunjungi Padepokan Eyang Jugo.

Sementara itu, bagi para peziarah yang pernah datang ke Padepokan Eyang Jugo justru mengaku merasa lebih mantap saat berziarah ke Gunung Kawi. Terutama menyangkut tata cara dan prasyarat ritual yang harus dipenuhi.

Betapa tidak, ada banyak cerita seputar peziarah yang kehabisan bekal hingga tidak dapat pulang ke daerahnya masing-masing. Hal ini tentu sangat menyedihkan. Semua itu terjadi disebabkan orang tersebut tidak mengetahui banyaknya calo yang menjerat dirinya dengan biaya selametan yang besar dan tidak masuk akal.

Bahkan yang lebih menyedihkan adalah upaya orang-orang tertentu yang dengan sengaja mengambil keuntungan dengan cara yang tidak wajar.

Ambil contoh, adanya prasyarat hewan kambing kendit (hitam) yang di tumbalkan secara hidup-hidup. Maksudnya, seorang peziarah Gunung Kawi yang ingin mengikuti ritual pesugihan diharuskan membeli seekor kambing kendit untuk kemudian dilepas dalam keadaan hidup ke arah hutan.

Pada kenyataannya, kambing kendit tersebut disemir cat warna hitam lalu dilepas ke hutan. Jadi bukan asli kambing berwarna hitam. Ketika kambing itu dilepas ke hutan, tentu tidak berapa lama kemudian akan kembali ke kandangnya atau diambil kembali oleh pemilik kambing tersebut.

Harga hewan tersebut ada yang mencapai puluhan juta rupiah per ekornya. Di atas harga pasaran yang umum berlaku.

Daun Dewandaru

Menjadi kaya berarti harus kejatuhan daun dewandaru. Jika tidak kejatuhan daun dewandaru, maka Anda tidak akan pernah menjadi kaya. Inilah salah satu mitos penting di Gunung Kawi.

Daun dewandaru berasal dari pohon dewandaru. Di Gunung Kawi, daun ini menjadi harapan seseorang yang ingin kaya. Dikisahkan, apabila seseorang tirakat di bawah pohon dewandaru dan kejatuhan daun dewandaru, maka dapat dipastikan dirinya akan kaya raya. Inilah mitos yang sudah berurat akar bagi para peziarah dengan tujuan pesugihan.

Akan tetapi, tidak semua orang kejatuhan daun dewandaru tersebut. Padahal mereka sudah berharap penuh kejatuhan daun tersebut. Uniknya, ada orang-orang tertentu yang dengan sengaja melemparkan daun tersebut hingga menjadi rebutan. Seolah-olah daun itu jatuh dengan sendirinya.

Kisah Singkat Daun Dewandaru

Meskipun demikian, saya pun mendapat cerita menarik seputar daun dewandaru ini. Seorang kerabat saya bercerita seputar keunikan kisah daun dewandaru ini.

“Saya mendapat cerita ini dari ayah saya. Kisah tentang daun dewandaru yang membuat seorang perempuan menjadi kaya raya,” kata Dipo.

Dipo menceritakan bahwa saat Ayahnya berusia remaja (sekitar akhir tahun 1960-an), memiliki seorang teman sekolah yang ekonominya tergolong kaya. Keakraban Sang Ayah dengan temannya itu (sebut saja: Sugih) membuatnya sering bermain ke rumah Sugih.

Orang tua Sugih terbilang kaya pada masanya. Selain memiliki areal persawahan yang luas, penggilingan padi dan kendaraan lebih dari satu. Padahal, pada masa itu masyarakat sedang berada dalam tingkat ekonomi yang memprihatinkan.

Suatu ketika, Sang Ayah berkunjung ke rumah Sugih dan bermain seperti biasanya. Ketika itu, orangtua Sugih berada di rumah dan sedang berbincang dengan kerabat-kerabatnya.

“Saat itu, ayah saya mendengar ibunda Sugih berbicara tentang daun dewandaru. Inilah yang membuat ayah saya tertarik dan ikut mendengarkan semua cerita ibunda Sugih,” kata Dipo.

Dikisahkan, ibunda Sugih hidup dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan. Suaminya hanya petani biasa, sama seperti masyarakat lain di desanya. Karena itulah, perempuan ini pun pergi ke Gunung Kawi untuk mengadu peruntungan. Dia ingin mengikuti ritual pesugihan semata-mata demi meningkatkan ekonomi keluarganya.

Tentu saja niat mengubah nasib patut dipuji dan dihargai. Sebagaimana terjadi pada masa sekarang, ada banyak isteri yang mengadu nasib ke negeri orang menjadi Buruh Migran Indonesia (BMI).

Ibunda Sugih pun pergi ke Malang dan melakukan ritual di Gunung Kawi. Bagian penting dari ritual itu adalah tirakat di bawah pohon dewandaru. Ibunda Sugih tidak sendirian berada di bawah pohon itu. Ada banyak peziarah yang juga melakukan hal yang sama. Mereka bersama-sama duduk di bawah pohon sambil menunggu jatuhnya daun dewandaru.

Entah doa apa yang dibaca Ibunda Sugih di bawah pohon keramat itu. Tiba-tiba saja, dia merasa ada selembar daun dewandaru yang jatuh ke pundaknya. Tetapi, pada saat yang bersamaan, sejumlah orang yang berada di dekatnya pun melihat daun dewandaru itu jatuh di pundak  Ibunda Sugih.

Mereka pun berteriak,” Daun dewandaru jatuh, daun dewandaru jatuh!”

Tentu saja mereka mendekati Ibunda Sugih dan berupaya merebut daun dewandaru itu. Beberapa orang, kebanyakan kaum pria, menggeledah pakaian Ibunda Sugih untuk mendapatkannya.

Ibunda Sugih hanya bisa menangis pilu saat pria-pria rakus itu meraba tubuhnya, membuka BH secara kasar, mengangkat gaun pakaiannya. Bahkan membuka celana dalamnya hingga nyaris telanjang bulat, seolah hendak diperkosa. Memeriksa dengan teliti dimana daun dewandaru itu berada.

Tetapi upaya pria-pria rakus itu gagal mendapatkan daun dewandaru di tubuh Ibunda Sugih. Mereka pun mencari-cari di tanah di tempat Ibunda Sugih duduk tirakat.

Selanjutnya, Ibunda Sugih pulang ke rumahnya di Blitar sambil menangis tersedu-sedu sepanjang jalan. Dia tidak menyangka dirinya akan mendapat perlakuan tidak senonoh dari para peziarah lain yang juga sama-sama ingin menjadi kaya. Betapa beratnya dirinya menerima perlakuan semacam ini.

Lantas dimana daun dewandaru itu?

Inilah yang tidak diketahui para pria rakus itu. Setiba di rumah, Ibunda Sugih masuk ke dalam kamar dan membuka celana dalamnya. Lalu dia mengambil daun dewandaru itu dari dalam vaginanya.

Rupanya, sesaat setelah daun dewandaru itu jatuh menimpa pundaknya, seketika Ibunda Sugih mengambil daun dewandaru itu dan memasukkannya ke dalam liang vaginanya.

Itulah sebabnya tidak seorang pun para pria rakus itu menyadarinya. Padahal, para pria jahanam itu sudah berhasil menelanjanginya.

Karma Buruk Kekayaan

Dipo melanjutkan cerita bahwa Ayahnya yang masih remaja itu mendengar langsung cerita Ibunda Sugih seputar daun dewandaru yang membuatnya menjadi orang kaya raya pada masanya.

Ketika itu, Sang Ayah pun mulai tertarik dengan kisah hidup keluarga kaya itu. Sang Ayah tidak tertarik  dengan cerita pesugihannya, melainkan dampak yang terjadi setelah kaya raya.

“Ayah saya mengatakan bahwa keluarga Ibunda Sugih sering mendapat musibah,” kata Dipo.

“Ada diantara anaknya yang meninggal kecelakaan, ada juga yang gila. Bahkan yang menyedihkan, ekonomi keluarga kaya itu pun hancur lebur,” lanjut Dipo.

Dipo mengungkapkan, keluarga Ibunda Sugih memang hidup dalam kekayaan. Tetapi jika dihitung hanya sekitar 10 hingga 15 tahun saja hidup dalam kekayaan. Setelah itu yang terjadi hanya cerita duka yang berujung hidup dalam kemiskinan.

Dua diantara anak Ibunda Sugih meninggal dalam kecelakaan. Bahkan sahabat Ayahnya yang biasa mengajaknya bermain ke rumahnya itu menjadi gila.

“Mungkin ini yang disebut karma buruk kekayaan Gunung Kawi,” kilah Dipo.

Kaya tapi tidak berkah

Kisah yang diceritakan Dipo Ningrat ini sangat menarik bagi saya. Betapa tidak, nama Gunung Kawi yang sangat populer itu juga diakui oleh salah satu konglomerat di negeri ini.

Sebagaimana tertulis dalam sebuah situs, pengusaha Ong Hok Liong mencatat keberhasilannya dalam arsip di Museum Sejarah Bentoel di Malang, Jawa Timur.

Singkat cerita, usaha rokok Ong Hok Liong sedang terpuruk. Beliau pun melakukan tirakat di Gunung Kawi. Pada suatu malam, dirinya bermimpi melihat bentul (talas).

Dia lalu bertanya kepada juru kunci makam yang lalu menganjurkan agar merek rokoknya diberi nama Bentoel (ejaan lama).Sejak itulah, usaha Ong meningkat drastis hingga menempatkannya menjadi konglomerat negeri ini.

Ini adalah cerita umum yang mungkin masyarakat sudah mengetahuinya. Cerita ini pula yang semakin menjadi daya tarik Pesugihan Gunung Kawi. Apalagi tercatat nama konglomerat lain yang juga ritual di gunung ini, seperti Lim Sioe Liong (Sudono Salim) pemilik Bank BCA.

Namun demikian, jika kita mau jujur. Sesungguhnya kekayaan mereka tidak lama. Kini kita tahu bahwa saham Bentoel tidak lagi dimiliki keluarga Ong. Begitupula saham BCA tidak dimiliki keluarga Lim.

Dengan kata lain, mereka tidak lagi memiliki perusahaan yang dibangunnya dari hasil pesugihan itu. Bisnis Ong Hok Liong dan Lim Sioe Liong sudah hancur. Meskipun generasi berikutnya dari keluarga itu tidak miskin dalam arti yang riil, tetapi tetaplah bahwa nama besar kedua orang itu telah jatuh pada titik terendah.

Sebagaimana Lim Sioe Liong yang jatuh bisnisnya disaat mereka masih hidup. Bahkan Lim Sioe Liong menetap di Singapura sekadar menghindari hutang trilyunan rupiah. (Ingat resesi ekonomi pada akhir 1997 yang membuat banyak konglomerat negeri ini berguguran dan terlibat hutang. Justru Negara yang harus menanggung hutang itu).

Ini adalah bukti nyata, bahwa pesugihan, apapun bentuknya, tetap tidak berkah dan membawa karma buruk.

Eyang Jugo

Kembali ke awal tulisan. Kunjungan saya bersama Dipo Ningrat dan Uda ke Padepokan Eyang Jugo disambut hangat juru kunci bernama Suharto. Beliau adalah pewaris penerus juru kunci makam sebelumnya.

Secara halus, Suharto menolak berbicara tentang pesugihan yang dikaitkan dengan nama Eyang Jugo. Dalam pandangan Suharto, sosok Eyang Jugo adalah seorang ksatria, relijius dan bertakwa kepada Tuhan.

Hal itu bukan sesuatu yang aneh. Sebab Eyang Jugo adalah salah satu diantara para panglima perang pasukan Pangeran Diponegoro. Tentunya kita sudah mengetahui tingkat spiritualitas Pangeran Diponegoro.

Ketika Pangeran Diponegoro terdesak hingga akhirnya ditangkap, beberapa panglimanya ini melarikan diri ke berbagai daerah, termasuk Eyang Jugo.

Eyang Jugo menetap di Kesamben Blitar dengan menyamarkan identitasnya agar tidak terlacak intelijen Belanda.

Masyarakat desa dimana dia tinggal memanggilnya dengan sebutan Kaki Tua. Sosok ini dikenal sebagai seorang yang memiliki kemampuan spiritual tinggi hingga cukup disegani. Beliau dikenal sebagi orang suci, berbudi luhur, sering membantu orang dan welas asih dengan sesamanya.

Hingga suatu ketika, datanglah dua orang pejabat tinggi Kerajaan Mataram ke desa tersebut. Mereka hendak mencari Panembahan Jugo. Tentu saja tidak seorang pun masyarakat yang mengenalnya.

Tetapi anehnya, ketika kedua orang itu hendak pergi meninggalkan desa tersebut, tiba-tiba saja dikejutkan dengan suara beraneka ragam binatang. Hewan peliharaan masyarakat, seperti ayam, kambing, sapi, kerbau, bebek di desa itu mengeluarkan suaramembuat bising telinga. Masyarakat desa heran.

Kedua orang pejabat tinggi itu pun menghentikan langkahnya. Keduanya lalu membalikkan tubuhnya menghadap arah desa tadi.

Seketika keduanya bersimpuh di tanah, seolah sedang menghormat seseorang. Saat itulah masyarakat mengetahui bahwa sosok Kaki Tua yang tinggal di desa itu adalah Panembahan Jugo.

“Eyang Jugo itu orang bijak, suka menolong dan membantu sesama,” kata Suharto seraya tersenyum.

“Kebaikannya inilah yang kemudian diasumsikan bahwa dia dapat mendatangkan kekayaan. Padahal itu sesuatu yang tidak mungkin,” lanjutnya.

Suharto mengaku sedih jika nama Eyang Jugo selalu dikaitkan dengan Pesugihan Gunung Kawi. Memang benar, Eyang Jugo dimakamkan di Gunung Kawi. Tetapi itu tidak lantas dirinya memberi kekayaan bagi para peziarah yang datang ke makamnya.

“Jika Anda ingin mengetahui secara lengkap tentang siapa sesungguhnya Eyang Jugo,silahkan datang ke padepokan ini. Saya siap menjelaskannya secara lebih jernih kepada pengunjung,” katanya lagi.

 

Asal Usul Pesugihan Gunung Kawi

Suharto mengisahkan bahwa pada awalnya makam Eyang Jugo di Gunung Kawi tidak dikenal sebagai tempat pesugihan hingga datangnya sosok pria dari daratan Cina bernama Tamyang.

Suharto mengaku mengenal Tamyang. Tentu saja saat dirinya masih kecil. Tamyang ini biasa datang ke padepokan Eyang Jugo menemui ayahnya yang saat itu menjadi juru kunci.

Dikisahkan, Eyang Jugo pernah melakukan perjalanan ke daratan Cina. Suatu ketika, dia bertemu dengan seorang perempuan hamil yang kehilangan suaminya. Lalu Eyang Jugo membantu ekonomi janda yang hidup dalam kemiskinan ini.

Tentu saja perempuan ini sangat senang dan berterima kasih dengan bantuan Eyang Jugo. Sesuatu yang sudah menjadi tabiat Eyang Jugo dalam membantu sesama.

Ketika Eyang Jugo hendak kembali ke Pulau Jawa, dia berpesan kepada janda itu agar jika anaknya sudah besar kelak disuruh datang ke Gunung Kawi di Pulau Jawa. Anak dari janda miskin inilah yang diberi nama: Tamyang.

Pada era tahun  40-an, datanglah Tamyang ke Gunung Kawi. Tentu saja dia hanya melihat makam Eyang Jugo, sebab Eyang Jugo sudah wafat beberapa tahun sebelumnya.

Tamyang ingin membalas jasa Eyang Jugo yang telah berbuat baik kepada ibunya di daratan Cina. Itulah sebabnya, dia merawat makam itu dengan baik.

Pria Cina yang biasa berpakaian hitam-hitam mirip pendekar silat ini merawat makam Eyang Jugo dan membangun tempat berdoa dengan gaya Cina.

Sejak itulah, peziarah semakin ramai mengunjungi Gunung Kawi. Tetapi anehnya dengan tujuan mencari pesugihan dan bukan belajar bagaimana menjadi orang bijak seperti Eyang Jugo. Nauzubillah Minzalik.

BaNi MusTajaB

 

Gambar

Penulis: M Agus Siswanto

https://gus7.wordpress.com (Blog BaNi MusTajaB). Blog ini sekadar kumpulan tulisan pribadi maupun orang lain. Tentu yang saya anggap menarik. Terkadang ada tulisan ringan, tapi tidak sedikit yang bikin pusing. Semoga bermanfaat. Aamiin. Penulis: M Agus Siswanto Mantan Jurnalis Majalah Misteri,Jakarta. email: maniakgaib@gmail.com 08176645205

132 tanggapan untuk “ASAL USUL PESUGIHAN GUNUNG KAWI”

  1. lega bener perasaan saya mendengar kisahnya….tetapi kenapa samapai sekarang tempat mencari pesugihan di gunung kawi itu masih banyak orang yg datang kesana ya…..

    Suka

  2. Infonya lengkap. Trims. Semoga mereka yang mencari pesugihan dengan cara yang tidak wajar jadi sadar. Tulisan yang bagus dan lengkap. Semoga bermanfaat bagi kami dan bagi teman-teman online. Selamat dan sukses selalu untuk Anda.

    Salam kompak:
    Obyektif Cyber Magazine
    (obyektif.com)

    Suka

  3. WARGA PATARUMAN BERHARAP BANTUAN

    saya adalah seorang sarjana pendidikan yang berdomisili di salah satu kampung yang mayoritas penduduknya adalah buruh tani dan sangat minim sarana ibadah
    alhamdulillah saat ini kami telah berhasil membangun sauatu asrama yang sangat bermanfaat untuk masyarakat sekitar, yaitu kegiatan belajar kepesantrenan. di samping itu kami pun menampung anak anak dari kalangan keluarga tidak mampu.

    … namun tempat mandi anak anak sudah tidak layak pakai, karena saat ini yang kami bisa bangun adalah kamar mandi dari bambu, yang di bawahnya langsung air kolam, kami khawatir sewaktu waktu bisa roboh.

    kami berharap para pembaca yang di beri kelebihan harta oleh allah dapat menyalurkan dana bantuannya. kami mohon kepada semua pihak yang memiliki kepedulian masa depan anak anak kita,selain itu kita menerima buku bacaan dan prasarana (peralatan belajar mengajar) untuk kami sampaikan kepada anak anak binaan kami yang kurang mampu.

    tempat tinggal kami di dusun pangasinan,rt 04 rw 08 desa binangun kec pataruman kota banjar. sedikit banyak yang anda berikan sangat bermanfaat bagi anak anak dan masyarakat di kampung kami.

    semoga allah membalasnya dengan berlipat-lipat pahala yang sangat besar.

    mulyana,S.Pd.I
    dusun pangasinan,rt 04 rw 08 desa binangun kec pataruman kota banjar.
    HP 082119843963

    Suka

    1. .
      Insya Allah saya diberikan rizki oleh Allah SWT untuk membantu yg kekurangan.
      Ini kota banjar dekat Ciamis / Cilacap kan?
      kalau benar, Insya Allah masalah ini nanti akan saya sampaikan ke walikota banjar Dr, Herman lewat anaknya H. Soni.
      Tapi saya tidak berjanji pak, mengingat orang yang diberi kecukupan harta, terkadang masih merasa kekurangan, sehingga muncul rasa nafsu serakah.
      Mudah-mudahan kita tidak bersifat begitu jika kita diberi kecukupan harta, amien …
      Subhanallah …

      Suka

    2. .
      Insya Allah saya diberikan rizki oleh Allah SWT untuk membantu yg kekurangan.
      Ini kota banjar dekat Ciamis / Cilacap kan?
      kalau benar, Insya Allah masalah ini nanti akan saya sampaikan ke walikota banjar Dr, Herman lewat anaknya H. Soni.
      Tapi saya tidak berjanji pak, mengingat orang yang diberi kecukupan harta, terkadang masih merasa kekurangan, sehingga muncul rasa nafsu serakah.
      Mudah-mudahan kita tidak bersifat begitu jika kita diberi kecukupan harta, amien …
      Subhanallah …

      Suka

  4. jika orang2 melakukan perilaku syirik di makam atau di sekitar makam eyang jugo, hendaknya keturunan si eyang dapat melakukan sesuatu untuk menghilangkan perilaku tsb.

    Suka

  5. Sudah lama saya tidak mampir disini,

    Tulisannya menarik dan menginspirasi saya.
    Kalau ada pesugihan via setan seperti yang diuraikan di atas pasti ada pesugihan via Rasul, Kaya Raya tapi tetap dekat dengan Allah 🙂

    Salam dan sukses terus!

    Suka

  6. Jadi persugihan Gunung Kawi dimana nya ?
    apa jangan jangan ini adalah tipu muslihat semacam penipuan agar org mau mengeluarkan uang untuk melakukan persugihan ?
    yang pasti adalah kalau tidak kerja keras dan rajin menabung mana bisa kaya raya

    Suka

  7. saya lahir di g kawi kakek buyut saya bermukim lama disitu , ke simpang siuran cerita g kawi tiada lain hanya untuk kepentingan materi,katakan sejarah dengan jujur,bila belum tahu jangan cepat mengadili.semuga kita termasuk orang orang yang bertubat.

    Suka

  8. wedew bahasan yang mantab sampai detil begini tentang gunung kawi, saya dari kota Malang yang notabene deket sama gunung kawi baru tahu ini semua, mantab.

    Suka

  9. 100% benar yg di ceritain,,,,saya sendiri yg mengalami ..di gunung kawi rata2 banyak penipu nya dari yg pura2 pemandu wisata ,… trus yg juru kunci dikeraton,,,,di pohon dewandaru nya banyak sya rasa warga sekitar yg mencari uang dengan cara menipu walau tidak semua,,
    tapi mereka kok tidak menegur walau saya rasa mereka tau

    Suka

  10. banyaknya orang berpikiran dangkal dan menghianati keluhuran budi pekerti leluhur di indonesia ini. saya sebagai putra asli jugo sangat berterima kasih yang sangat kepada anda yang telah menjelaskan siapa sebenarnya eyang jugo yang menjadi panutan kami warga desa jugo khususnya, memang benar yang di kisahkan oleh mbah suharto
    saya juga sedih dan meneteskan air mata bila mendengar isue2 negatif tentang eyang jugo, mudah2 mudahan orang2 yang masih menhianati punden kami segera kembali kejalan yang benar,

    Suka

  11. tenkz atas cerita’a bos kini aku mengerti ,, kekayan itu hanya bersifat sementara
    walau kita kerja keras banting tulang belum tentu harta kita akan abadi
    apalagi mencari harta yang di larang agama seperti pesugiah ….
    kita bakal celaka korban keluarga kita lah sebagai sasaran’a
    harta pun ga bakal kita bawa selamanya …..

    Suka

  12. Kadang manusia salah dalam mengambil keputusan…. kebaikan dan kebajikan salah artikan , manusia suka melawan kodratnya sebagai hamba…. smg artikel ini menjadi penghalang untuk berbuat yg bathil…. percayalah hanya Alloh yg berhak di sembah bukan…… jin atau setan karena kedua makhluk itu selalu memberi janji yg menggiurkan…. saya suka dengan artikel ini……….subhanallooh

    Suka

  13. cerita ini membuat saya bertambah pengetahuan tentang gunung kawi yang konon banyak orang datang untuk memperkaya diri dng jalan sesat.saya jadi ingin berziarah ke makam Eyang Jugo.InsyaAllah….
    Terima kasih….

    Suka

  14. nice info, bermutu dan bermanfaat semoga amal ibadah penulis dapat dibalas oleh Allah SWT amien ……amien

    Suka

  15. Menarik juga tulisan bapak, memang peziarah/pengunjung yang datang ke G.Kawi beragam. Namun juga sisi positifnya saat ini banyak jg peziarah yang tujuannya tidak semua mencari ‘pesugihan’ banyak pula yang memang mendo’akan beliau Eyang Jugo dengan ayat-ayat Allah & saat ini rutin hampir tiap minggu rombongan jama’ah dr berbagai daerah lakukan hal itu. Tiap haripun masyarakat sekitar juga lakukan hal yang sama. Sisi negatif dr hal diatas tidak sepenuhnya benar dan memang ada oknum yang ‘mencederai’ sikap & falsafah hidup ‘welas asih’ Eyang Jugo dengan melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh etika & agama.
    Kembali lagi persoalan hati, hanya Allah swt. yang berhak untuk men-justifikasi hal ini.
    Salam juga dr sy pemerhati G.Kawi yang jg prihatin bila hal-2 dlm tulisan asal-usul G.Kawi diatas benar adanya ??
    Boleh juga bila mo berkunjung & melihat , merasakan apa & bagaimana sesungguhnya Pesarehan G.Kawi sebenarnya mengajak saya akan sy hantar dengan senang hati & tanpa dipungut serta syarat apapun..

    Suka

    1. saya yakin…mungkin anda adalah orang asli gunung kawi atau keturunan….
      saya mohon dengan sangat…..agar anda memperjuangkan gunung kawi bebas dari segala PENIPU…agar wisata ritual Gunung Kawi dapat ramai…dan warga bisa sejahtera….

      Suka

  16. dalam setiap tindakan pasti ada implikasi yang ditimbulkan,,
    dan semoga kita tetap berusah dengan sesuatu yang real.
    semua memiliki proses, tidak langsung jadi. ingin sukses ya lalui jalan orang-orang yang sukses,,

    Suka

  17. dalam bb rapa hari yg lalu,sy dan teman2 berkunjung ke kab.malang dlm rangka tugas. sembari menunggu waktu,kami bertamasya menjelajahi kota malang,lalu tanpa terasa kami sdh berada di pedesaan.tepat nya arel gunung KAWI. kemudian km menjajak tilas,sptr gunung kawi,dengan niat hanya untuk mengenal saja.lalu dtg seseorang mngajk km utk berjiarah ke suatu makam yg di anggap relijius,stlah slsai km kluar lalu km di ajak ke suatu tempat persisi di samping makam.di mana disitu terdapat.tanaman pohon dewandaru.selang bbrpa menit km mndngrkan penjlsn sptr tanaman trsbt.sy di kjtkan buah dari tnaman trsbut,tepat mengenai bahu sebelah kanan saya. tu mnjd prtanyan bg sy. ada apa grngan?

    Suka

    1. Assalamualaikum,wrwb.saya sdh berusaha kerja keras n banting tulang,berbagai cara sdh saya lakukan dari yg riil sampai yg ghaib,tp tdk pernah terwujud jg keinginan saya,niat sdh,usaha sdh,hasil tdk tercapai,yaitu ingin mendapatkan modal utk usaha yg sy idam2kan tanpa hrs berhutang kepihak manapun klo bisa,saya hanya ingin membuka lembaga pedidikan real keterampilan,tp tdk pernah bisa mendapatkan modal utk itu,padahal alat2 sdh ada,hingga sempat terpikirkan,apakah hrs sy ke gn.kawi?,krn sy sdh putus asa n kecewa dgn lanhkah2 n masalah yg sy hdpi tak kunjung selesai,hingga akhirnya sy cba jg mempromosikan diri utk jual ginjal sy demi mendapatkan modal n keluar dari permasalahan ini.apabila ada rekan2 yg ingin memberi masukan n bantuan,sy sngt mengharapkannya

      Suka

  18. wah…
    ane sampe larut baca postingan agan 🙂 penjelasan yg sangat detile sekali, semoga jg bs menjadi pencerahan bagi yg lainya. Keberhasilan membutuhkan proses, siapa yg berproses maka dia yg akan berhasil

    Suka

  19. sy minta alamt ibu kujul yg di sukabumi yg pernh penulis tulis di sini tp sy buka lg sdh tak ada di artikel ini knp jd hilang sy perlu almtnya dong

    Suka

  20. bls dong, sy mau ke temu bu kujul atw bi kujul yg pernh anda tulis di artikel ini

    ==
    siapa dia? kok ga ada tertulis nama tsb

    Suka

  21. Benar kata pak suharto Juru Kunci Bahwa Gunung kawi bukan tempat pesugihan melainkan tempat untuk berdoa. Eyang jugo bukan pemberi kekayaan melainkan ALLAH SWT lah yang memberi semuanya.

    Suka

  22. Sebarkan amar makruf nahi munkar agar kandungan Al-Qur’an lbh bnyak dipahami & diamalkan dlm kehidupan..
    Siapapun embah jugo,semustajab apapun kberhasilan pesugihan G. Kawi tidak akan pernah luput dr kekuatan & idzin Allah.SWT..
    Mengemislah kpd TUHAN kita dg benar2 mengharap BELAS KASIH-NYA,agar kita terhindar dr objek percontohan takdir yg buruk sprti ssuatu yg kita anggap buruk. Maling buruk,koruptor buruk,pelaku pesugihan buruk, sgalanya yg berlebel buruk itu smua memang ALLAH adakan di dunia ini. Sbg penyeimbang,agar proses hidup dan kehidupan ini dpt berjalan serasi..
    Tinggal hak KUASA penuh ALLAH yg mentakdirkan diri stiap hamba2-NYA memerankan peran yg DIA skenariokan..
    Mintalah,ndepe-ndepelah (bhs. Jawa), mengemislah dlm berdo’a agar kita terhindar dr percontohan takdir yg buruk..
    Takdir kita baik,akan mnjadi percontohan baik bagi bnyak orang,begitupun sebaliknya. Lilmutafakkiriin,diperuntukan bagi manusia yg berfikir..

    Mereka yg prnah kaya yg konon mensugihkan iman mereka ke G.Kawi dan berakhir ringsek dlm khidupanya tak lain adlah telah ALLAH jadikan percontohan bagi manusia2 yg lain..
    LAA KHAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAHIL ‘ALIYYIL ‘ADZIIM..
    Kulo neduh teng kuasaniPUN PANJENENGAN GUSTI..

    Suka

  23. hasil dari keringat dan halal itu adalah rezeki yang paling hakiki dan yang terpenting adalah jangan mengartikan kaya dengan uang ataupun harta benda INGATLAH kita di berikan kesehatan,bisa melihat,mendengar,merasakan kenikmatan dunia,bisa bernafas itu adalah rezeki tak terhingga yang di berikan ALLAH kepada kita.
    ingat ada firman ALLAH jika kau bersyukur atas nikmatKU maka akan AKU tambah tapi ketahuilah jika kau kufur akan nikmatKU maka azabKU lebik pedih………..

    Suka

  24. sembahlah allah,sbb dialah yg kasi kt kekayaan melalui usaha tekun.ingtlah akhiatmu sesungguhnya haRta2 yang engkau miliki yg di peRoleh daRi pesugihan memang beRtumpuk tapi ingat,jika engkau meninggal kelak,maka haRta2mu itu akan di peRebutkan oleh anak2mu sehingga semuanya jdi hancuR lebuR,kaRna haRta yg tdk beRkah,tq

    Suka

  25. Blog ini saya baca sesudah saya mengalami sendiri peristiwanya. Hari ketiga tour keluarga ke Malang, saya isi dengan mengunjungi wisata spiritual Gunung Kawi. Susudah sampai di area parkir mbah Jugo, saya didekati oleh seorang penduduk setempat yang menyarankan sebaiknya saya mengunjungi ‘Keraton bila ada permintaan khusus. Mungkin karena kami sudah kelelahan, saya menurut saja ajakan ‘guide’ tsb. Padahal kami tidak punya problem apapun. Rejeki, keharmonisan keluarga tdk ada masalah. Tapi memang jujur saya akui anak sulung saya yang baru tamat S1 ingin memulai usaha/bisnis. Ingin usaha lancar (bukan pesugihan).
    Setelah naik ke dalam hutan tibalah kami di sebuah bangunan. Kami disarankan utk cuci muka terlebih dulu. Kami tdk mampir di bangunan kelenteng yang ada pada posisi lebih di bawah tapi langsung naik ke bangunan paling tinggi. Di area2 tengah2 kami melihat ada 3 makam dan di atasnya ada lagi 3 makam. Belum ada perasaan curiga meskipun sebelum naik kami tegaskan kepada ‘guide’ bahwa kami tdk ada permintaan khusus. Kami akan pulang bila kami digiring untuk mengucapkan janji-janji tertentu. Oleh guide, dibilang bahwa gak ada korban manusia. Kami belum mengerti maksudnya, tapi gak ada janji2 membuat saya naik ke bangunan tertinggi itu.

    Oh ya kami datang berlima, Saya, istri, anak sulung laki, dan 2 anak cewek. Setelah nafas ngos2an kami stabil, mulailah disuruh masuk ke dalam dengan sekantung alat sajen yang ada dupanya. Sebagai orang non muslim, kami akrab dengan ritual ini sehingga tdk ada perasaan curiga sedikitpun. Sekitar 15 menit sulung saya di dalam, lalu dia keluar dengan muka pucat. Dia memberi kode bahwa sebaiknya saya, istri dan adik2nya jangan masuk ke dalam seperti rencana semula. Kami lalu memutuskan untuk segera turun. Karena istri saya harus memakai sepatu, jadi masih butuh waktu utk segera turun. Anak sulung saya yang sudah berada agak ke bawah dipanggil kembali oleh orang yang berada pada ruangan tertutup itu, yang biasa dipanggil ‘mbah kuncen’. (di mobil anak saya cerita, orangnya belum terlalu tua, berbaju batik). Anak saya padahal sudah gak mau, tapi saya menyarankan utk kembali masuk. Hanya utk menghargai saja. Ketika anak sulung saya di dalam ruangan tertutup, adiknya menyuruh saya agar segera memanggil kakaknya. Adiknya mengatakan bahwa kakaknya sempat berpesan bahwa ini semacam hipnotis. Kakaknya dipalak. Tapi saya tdk punya keberanian utk memanggil anak saya, sampai kemudian anak saya keluar dengan muka lebih pucat lagi. Dengan buru2 mengatakan agar secepatnya meninggalkan tempat itu. Kamipun agak panik bergegas kembali ke mobil.

    Di mobil anak saya agak histeris menceritakan bahwa dia sangat ketakutan, karena di dalam ruangan tertutup itu ternyata adaah sebuah kuburan. Anak saya dipaksa utk menyanggupi menyetor uang utk membeli kambing hitam seharga Rp.6 juta. Dan itu harus dilakukan sebanyak 7 ekor kambing. Anak saya yang sebetulnya rasional dan kami memang tdk ada masalah, tidak menyanggupinya. Akhirnya anak saya dipaksa utk menyerahkan sejumlah uang dengan alasan utk sesajen di sana. Semua uang yang ada di dompet anak saya sebesar Rp.170ribu harus berpindah tangan…(untung hanya segitu).

    Kamipun bergegas meninggalkan wilayah gunung Kawi dengan perasaan takut. Bungkusan yang diberikan oleh mbah kuncen itupun kami ludahi dan dibuang keluar mobil. Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk kami menetralisir perasaan mencekam. Kamipun kemudian makan siang di Malang dan sesudahnya kami melupakan dampak psikologis peristiwa itu. Peristiwanya sendiri tentu masih kami ingat, sehingga kami bisa membaginya utk teman2 di blog ini.

    Kesimpulannya: memang banyak penipuan di Gunung Kawi. Waspadalah…

    Suka

  26. ya itula manusia,,pengin kaya gk mau berusaha yg positif,,pengin pinter gk mau blajar yg rajin,,pengin dihormati tp gk mau menghormati,.,klu org sdh meninggal apa bs ngasi materi ke org yg msh hdp??

    Suka

  27. perasaan saya pemilik bentoel tidak bangkrut tapi di jual karena mungkin desakan siapa yang mau berurusan dengan sang penguasa waktu itu jadi terpaksa di lepas , sedangkan liem sioe liong ke singapura karena terjadi kerusuhan rasial dimana rumah nya di jarah dan pergi ke singapur dan tidak ingin kembali ke indonesia lagi mungkin karena trauma

    Suka

  28. WIJAYA :
    Blog ini saya baca sesudah saya mengalami sendiri peristiwanya. Hari ketiga tour keluarga ke Malang, saya isi dengan mengunjungi wisata spiritual Gunung Kawi. Susudah sampai di area parkir mbah Jugo, saya didekati oleh seorang penduduk setempat yang menyarankan sebaiknya saya mengunjungi ‘Keraton bila ada permintaan khusus. Mungkin karena kami sudah kelelahan, saya menurut saja ajakan ‘guide’ tsb. Padahal kami tidak punya problem apapun. Rejeki, keharmonisan keluarga tdk ada masalah. Tapi memang jujur saya akui anak sulung saya yang baru tamat S1 ingin memulai usaha/bisnis. Ingin usaha lancar (bukan pesugihan).
    Setelah naik ke dalam hutan tibalah kami di sebuah bangunan. Kami disarankan utk cuci muka terlebih dulu. Kami tdk mampir di bangunan kelenteng yang ada pada posisi lebih di bawah tapi langsung naik ke bangunan paling tinggi. Di area2 tengah2 kami melihat ada 3 makam dan di atasnya ada lagi 3 makam. Belum ada perasaan curiga meskipun sebelum naik kami tegaskan kepada ‘guide’ bahwa kami tdk ada permintaan khusus. Kami akan pulang bila kami digiring untuk mengucapkan janji-janji tertentu. Oleh guide, dibilang bahwa gak ada korban manusia. Kami belum mengerti maksudnya, tapi gak ada janji2 membuat saya naik ke bangunan tertinggi itu.
    Oh ya kami datang berlima, Saya, istri, anak sulung laki, dan 2 anak cewek. Setelah nafas ngos2an kami stabil, mulailah disuruh masuk ke dalam dengan sekantung alat sajen yang ada dupanya. Sebagai orang non muslim, kami akrab dengan ritual ini sehingga tdk ada perasaan curiga sedikitpun. Sekitar 15 menit sulung saya di dalam, lalu dia keluar dengan muka pucat. Dia memberi kode bahwa sebaiknya saya, istri dan adik2nya jangan masuk ke dalam seperti rencana semula. Kami lalu memutuskan untuk segera turun. Karena istri saya harus memakai sepatu, jadi masih butuh waktu utk segera turun. Anak sulung saya yang sudah berada agak ke bawah dipanggil kembali oleh orang yang berada pada ruangan tertutup itu, yang biasa dipanggil ‘mbah kuncen’. (di mobil anak saya cerita, orangnya belum terlalu tua, berbaju batik). Anak saya padahal sudah gak mau, tapi saya menyarankan utk kembali masuk. Hanya utk menghargai saja. Ketika anak sulung saya di dalam ruangan tertutup, adiknya menyuruh saya agar segera memanggil kakaknya. Adiknya mengatakan bahwa kakaknya sempat berpesan bahwa ini semacam hipnotis. Kakaknya dipalak. Tapi saya tdk punya keberanian utk memanggil anak saya, sampai kemudian anak saya keluar dengan muka lebih pucat lagi. Dengan buru2 mengatakan agar secepatnya meninggalkan tempat itu. Kamipun agak panik bergegas kembali ke mobil.
    Di mobil anak saya agak histeris menceritakan bahwa dia sangat ketakutan, karena di dalam ruangan tertutup itu ternyata adaah sebuah kuburan. Anak saya dipaksa utk menyanggupi menyetor uang utk membeli kambing hitam seharga Rp.6 juta. Dan itu harus dilakukan sebanyak 7 ekor kambing. Anak saya yang sebetulnya rasional dan kami memang tdk ada masalah, tidak menyanggupinya. Akhirnya anak saya dipaksa utk menyerahkan sejumlah uang dengan alasan utk sesajen di sana. Semua uang yang ada di dompet anak saya sebesar Rp.170ribu harus berpindah tangan…(untung hanya segitu).
    Kamipun bergegas meninggalkan wilayah gunung Kawi dengan perasaan takut. Bungkusan yang diberikan oleh mbah kuncen itupun kami ludahi dan dibuang keluar mobil. Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk kami menetralisir perasaan mencekam. Kamipun kemudian makan siang di Malang dan sesudahnya kami melupakan dampak psikologis peristiwa itu. Peristiwanya sendiri tentu masih kami ingat, sehingga kami bisa membaginya utk teman2 di blog ini.
    Kesimpulannya: memang banyak penipuan di Gunung Kawi. Waspadalah…

    Suka

  29. ya mmg dl saya acung jempol sama mbah jugo tapi sayang lama2 jd pebohong dgn pakai nama ALLAH lagi tapi setelah ketahuan bohongnya dia gak pernah muncul lg untung semua perkataannya aku rekam jd buat semuanya tlg berhati2 jgn smp ketipu jg bilaada kerabat yg bs berkomunikasi dgn dia jgn cuma janji2 aja tapi tepati

    Suka

    1. sdh pada kebelinger…. mau kaya ko minta sm manusia yg sdh meninggal… mintalah sm allah…. allah menjanjikan pd hambanya dan berkata : mintalah kepadaku !! bila kamu ta’at dan benar” menurti printahku niscaya aku akan berikan segala yg km minta…… weh enakan… ngapain susah” mnta kesana… Ooooooonn.. wkwkwwkk

      Suka

  30. sesungguhnya manusia sdh di gariskan dalam kehidupanya sama yg menciptakanya…. dan jodoh-rizki jg maut itu adalah rahasia allah… hal-hal yg seperti manusia” itu yg ingin kaya dll… karna mereka tdk mensyukuri rizki yg sdh allah berikan,,,, Hmmmmm sadarkah mereka dgn semua ituuu ??? sangat memprihatinkan…> TIPS : klo ingin kaya .. yah kita harus berusa dan kerja keras, dan jgn berhenti berdo’a meminta kepada allah’ insya allah… allah selalu tau keinginan hambanya… Aminnn…y,r,a

    Suka

  31. bagi yg mengatakan keturunan eyang jugo jdlah org yg bijak anda2 pasti th klu mmg disitu mmg cm bisnis penipuan jd jgn terus dilakukan ritual2 yg cm buat kedok

    Suka

  32. Tahun 2007 keluarga saya membeli rumah di gunung kawi dan mulai menetap disana hingga saat ini. Dan selama tinggal disana saya blm memahami sampai saat ini tentang adanya pesugihan di gunung kawi tempat tinggal saya saat ini. Karna aktivitas penduduk disana yah biasa aja, sampai saat ini tidak pernah melihat kejadian mistis atau aktivitas persugihan tuh.

    Suka

  33. saya mau share aja ya untuk kawan2 yang ingin datang, berkunjung atau melakukan sesuatu(?) digunung kawi. gunung kawi adalah tempat saya lahir, tinggal dan besar. jujur saja, keraton, pesarehan, dewandaru dll itu tdk asing dgn saya. tapi yg perlu dipercayai adalah jangan terlalu percaya ataupun bahkan jangan percaya sama sekali sama hal2 sperti itu. karena gak ada untungnya, suwer. hehe. pokok, kalau udah nyampek sana, jangan hiraukan ajakan2 orang2 yang ‘menyimpang’ dari tujuan anda semula. ini logika aja ya, kalau di gunung kawi adalah sumber dari segala sumber(?), kalau gitu masyarakat sekitar gunung kawi bakal lebih kaya dari orang2 yang jauh2 dateng kan? hahaha.. oke, maaf jika saya ada salah kata. visit juga ya blog ane. wassalam

    Suka

  34. kaya/sugih enak brur apa aja keturutn bagaimana ;enak tho ini kalau ikuti nabsu /selera mati aku udah gak taauuu.

    Suka

  35. Tapi menurutku teori mengenai kejatuhan para orang kaya itu menjadi miskin bukan karena pesugihan.
    Melainkan itu semata karena faktor krisis moneter.
    Lagipula mereka yang dulunya itu jatuh sekarang kembali kaya.

    Coba lihat pengusaha Bentoel. Apakah dia miskin?Justru dia tambah kaya dengan menjual sahamnya seluruhnya ke pengusaha Inggris.
    Sama halnya dengan Sudono Salim (almarhum) yang sekarang diteruskan anaknya (Anthony Salim). Dia adalah orang ketiga terkaya di Indonesia saat ini dan telah kembali bangkit dengan puncak ekonominya.

    Dan akupun sendiri mengenal beberapa orang yang telah menjadi kaya karena berkunjung ke Gunung Kawi dan sampai sekarang tidak pernah mendapat karma seperti jatuh miskin, jadi gila, kematian, atau apapun.

    Mungkin ada yang begitu dan akupun tak memungkirinya karena ada beberapa konglomerat yang mengalami hal seperti itu. (Boleh anda cari tahu siapa dia)
    Namun tidak semua terjadi hal seperti itu.

    kalau anda rajin beramal dan berbuat baik, insya Allah Yang Mahakuasa akan memberikan yang terbaik untuk anda.
    Kutukan pun akan dijauhkan untuk orang2 seperti ini.

    Jadi tolong jangan dipolitisir dengan hal2 berbau mitos dan sebagainya karena yang dikatakan ini oleh anda belum tentu benar semuanya.

    Suka

  36. saya suka dengan kalimat yang terakhir “Sejak itulah, peziarah semakin ramai mengunjungi Gunung Kawi. Tetapi anehnya dengan tujuan mencari pesugihan dan bukan belajar bagaimana menjadi orang bijak seperti Eyang Jugo”. padahal eyang jugo ini orang baik dan bijaksana, bukan tempat untuk memuja. yah, namanya manusia punya pendapat masing2. silahkan kunjungi balik blog saya ya .
    solusicepatkaya.com

    Suka

  37. ane paling demen nih gan bahas soal sejarah apa lagi napak tilas kaya gini..
    sensasi dari rasa penasarannya ga tertahankan hahaha

    Suka

  38. kisah ini seperti kisah dalam Al Quran ketika menceritakan kisahnya kaum nabi nuh, pada awalnya mereka membangun kuil kuil dikuburan orang orang soleh diantara mereka semata mata hanya untuk menghormati nya saja tapi lama kelamaan berganti generasi anak cucunya menjadikan kuburan kuburan orang soleh itu menjadi tempat meminta minta……..sungguh itu adalah sebuah kesyirikan yang tidak akan di ampuni oleh Allah swt……semoga kita dijauh kan dari hal semacam itu ….amieeeen

    Suka

  39. Eyang Jugo dan Raden Mas Iman Sujono adalah manusia setengah dewa, yg maha kasihnya kepada sesama sungguh luar biasa.
    Apapun permintaan kita kepada beliau, alhamdulilah akan disampaikan kepada Allah, dan insyaallah dikabulkan karena doa kita lewat beliau.
    Namun, kebanyakan dari kita manusia serakah, dan materiil, maka semua permintaan kepada beliau hanyalah uang, uang dan uang, karena harta jaman sekarang adalah uang.
    Karena beliau sungguh baik dan mengasihi rakyat kecil, apapun permintaan kita, beliau pasti sampaikan kepadaNya, walau akhirnya, nama makam beliaupun tercemar menjadi makam pesugihan, itu beliau pikul demi orang orang bodoh dan rakus harta!!!!
    Sungguh hati beliau baik sekali, mudah mudahan, kedepannya, dengan perjuangan anak,cuvu,cicit beliau, akan mengubah nama Pesarehan beliau menjadi baik, dan keturunan beliau hidup rukun, damai dan sejahtera.
    Amin!😇

    Suka

  40. Bagi kami penduduk asli gunung kawi, kami mengenalnya sebagai tempat ziarah makam, disana ada 2 makam, yaitu makam eyang jugo dan raden mas imam sujono. Sebenarnya masyarakat Gunung Kawi sangat menyesalkan tempat kami disebut dengan tempat pesugihan. Karena jika benar itu tempat pesugihan, pasti masyarakat asli Gunung Kawi sudah Sugih (kaya) semua. Dan yg menyebut pesugihan sebenarnya ya para peziarah dari luar daerah.

    Suka

Tinggalkan Balasan ke gamat luxor indonesia Batalkan balasan