SEKELUMIT KISAH MALAM LAILATUL QODR



indexLailatul Qodr adalah satu malam yang memiliki nilai setara dengan seribu bulan (sekira 83 tahun). Ini kita baca dari Firman Alloh SWT di dalam surah Al Qodr.

FirmanNya : ”Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qodr : 4 – 5)

Diantara hadits-hadits yang menceritakan tentang tanda-tanda lailatul qodr adalah :

”Sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke Bumi daripada jumlah pepasiran.” (HR. Ibnu Khuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh Al Bani)

Lailatul qodr merupakan rahasia Allah SWT. Untuk itu dianjurkan agar setiap muslim mencarinya di sepuluh malam terakhir.

Pendapat paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadr itu pada malam terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, dia berkata:Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda, “Carilah malam Lailatul Qodr di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Disunnahkan untuk memperbanyak doa pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, (dia) berkata, “Aku bertanya, Ya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qodr (terjadi), apa yang harus aku ucapkan?” Beliau menjawab, “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii. Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah).

Sekelumit Kisah

Kisah ini saya dapatkan pada Bulan Ramadhan sekira tahun 2000, saat bertemu sahabat semasa kuliah di Yogyakarta. Namanya Cahyana (kini beliau sudah almarhum).

Ketika itu, saya hendak bersilaturahmi ke Ponpes Hidayatul Mubtadiin pimpinan KH Zumri Fadlil di Dusun  Banaran, Kec. Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Di pesantren inilah saya bertemu dengan Cahyana.

Setelah bermalam beberapa hari di pesantren, Cahyana mengajak saya bermalam di rumahnya, di Ambarawa.

Sekilas saya hendak bercerita sedikit tentang sahabat akrab saya yang kini sudah menghadap Sang Khalik itu. Sosok pria lembut yang saya anggap menjalani kehidupan sufi.

Semasa menuntut ilmu di Yogyakarta, saya biasa berbincang dengannya seputar tasawuf, khususnya dimensi mistis yang beliau alami. Saya menyebutnya Dunia Ekstra Dimensi.

Beberapa kisah-kisah beliau masih terekam kuat dalam benak saya.Ketika itu saya menilai ada sesuatu hal yang berbeda dari pandangan dan pengalamannya dalam dunia ekstra dimensi ini. Tetapi saat ini saya tidak ingin menguraikannya lebih jauh.

Saya hanya ingin mengurai sedikit perbincangan saya dengannya seputar Lailatul Qodr pada pertemuan di rumahnya itu. Sebelumnya saya hendak menekankan kepada pembaca bahwa ini adalah sebuah pengalaman pribadi (ekstase) seseorang yang tidak dapat dijadikan rujukan. Kebenarannya hanya Alloh SWT yang mengetahui.

Dia berkata bahwa pada malam-malam Ramadhan itu, dirinya biasa melakukan tadarus, tilawah Al Qur’an, berzikir dan lain-lain. Ibadah yang juga dilakukan seluruh umat Islam di Bumi ini.Namun, pada suatu malam tertentu, dirinya merasa ada sesuatu yang lain.

Dia mengisahkan bahwa saat itu dia duduk di dalam masjid, dimana posisi tubuhnya dengan dinding bagian dalam masjid berjarak seukuran panjang sajadah.

Tiba-tiba saja, pandangan matanya seolah menembus dinding tembok hingga dia dapat melihat pemandangan di bagian luar masjid. Tetapi yang menarik perhatiannya adalah saat matanya di arahkan ke langit yang ditaburi gemerlapnya bintang-bintang.

 “Saya melihat benda berwarna putih yang turun dari langit. Jumlahnya sangat banyak,” kata Cahyana kepada saya ketika itu.

Menurutnya, benda-benda putih itu mirip sepasukan penerjun payung yang diturunkan di berbagai tempat. Seolah-olah sedang diadakan latihan militer di wilayah itu

Cahyana mengaku sempat menghentikan zikirnya dan matanya terus menatap kumpulan benda-benda berwarna putih yang turun ke arah darat.

Sejauh mata memandang, benda-benda putih yang tidak terhitung jumlahnya itu semakin mendekati Bumi. Seolah-olah hendak siap mendarat. Bersamaan dengan itu terdengar dengungan mirip suara lebah (tawon).

Dirinya mengaku terkejut saat benda-benda putih itu mulai terlihat wujudnya. Antara percaya dan tidak, benda berwarna putih itu ternyata berwujud manusia berjubah putih yang sedang berzikir.

Dia mengatakan bahwa setiap benda putih itu terdiri dari 5 atau 6 orang yang saling bergandeng tangan membentuk lingkaran. Mereka menggerak-gerakkan tubuhnya sambil berzikir: Laillaha illalloh. Suaranya terdengar jelas, bergemuruh dan tampak seperti sebuah paduan orkhestra.

Seolah lupa dengan dirinya yang sedang berada di dalam masjid, Cahyana terus saja memerhatikan makhluk-makhluk berjubah putih yang terus mendekat ke arah darat. Suara zikir Laillaha Illalloh menggema di angkasa raya.

“Saat itu saya seperti mengetahui dimana makhluk-makhluk berjubah putih itu akan turun. Maksud saya, di rumah si A atau rumah si B,” kata Cahyana.

“Apakah makhluk-makhluk itu para malaikat yang turun ke Bumi?” Tanya saya.

Cahyana menggelengkan kepalanya sambil mengatakan tidak tahu. Dia tidak ingin berspekulasi terhadap apa yang dilihatnya itu.  Anehnya, dia pun mengaku lupa peristiwa menakjubkan itu terjadi pada malam keberapa dalam bulan Ramadhan. Bahkan tahun, jam atau waktu peristiwa itupun dia sama sekali tidak ingat.

Kejadian yang dialaminya memang pada Ramadhan sebelum pertemuan saya dengannya. Tapi pada tahun berapa peristiwa itu terjadi, dia mengaku lupa.

Demikian sekelumit kisah ekstra dimensi yang dapat saya paparkan di sini. Meski pengalaman ini sejalan dengan ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan turunnya para malaikat pada malam Lailatul Qodr, namun tetaplah ini hanya pengalaman pribadi yang tidak dapat dijadikan rujukan.

Kisah lain seputar lailatul Qodr yang cukup mashyur di negeri ini adalah kisah Waliyullah Syekh Arsyad Al Banjari, Martapura, Kalimantan Selatan.

Dikisahkan. ibunda Syekh Arsyad Al Banjari selalu berdoa agar anak-anak dan keturunannya dijadikan waliyulloh di muka Bumi.

Doa ibunda ini dikabulkan oleh Alloh SWT yang ditandai dengan kecerdasan otak dan kecerdasan spiritual sosok Syekh Arsyad Al Banjari. Beliau tergolong waliyulloh yang disegani di negeri ini hingga meluas ke beberapa negara tetangga.

Pembaca Budiman.

Tentu saja yang paling beruntung dan pasti menjumpai lailatul qodr adalah mereka yang memburunya pada setiap malam di seluruh bulan Ramadhan. Berbahagialah mereka yang pada malam istimewa itu sedang berbuat atau beramal baik. Karena mereka akan mendapatkan pahala senilai beramal baik 1000 bulan.

Wallahu a’alam bissawab

BaNi MusTajaB

Penulis: M Agus Siswanto

https://gus7.wordpress.com (Blog BaNi MusTajaB). Blog ini sekadar kumpulan tulisan pribadi maupun orang lain. Tentu yang saya anggap menarik. Terkadang ada tulisan ringan, tapi tidak sedikit yang bikin pusing. Semoga bermanfaat. Aamiin. Penulis: M Agus Siswanto Mantan Jurnalis Majalah Misteri,Jakarta. email: maniakgaib@gmail.com 08176645205

38 tanggapan untuk “SEKELUMIT KISAH MALAM LAILATUL QODR”

  1. malam lailatul Qadar memang malam yang sangat istimewa sekali dan sangat begitu berkah bagi umat islam , banyak orang-orang menunggu datangnya malam lailatul Qadar untuk memanfaatkan momen tersebut dengan sebaik-baiknya memohon ampunan dosa dan berdoa khusu di dalam mesjid.
    karna malam lailatul Qadar datangnya hanya satu tahun sekali . jadi jangan pernah mengabaikan malam lailatul Qadar ..

    Suka

  2. kata Guru ku disini : tidak usah mengharap Lailatur Qadar. beribadah lah sebulan penuh bulan Ramadhan, pasti dalam satu malam itu kita akan menemui lailatur qadar, walau kita tidak menyaksikan peristiwa2 yang diceritakan diatas. Dari beberapa kisah2 tentang orang yang mengalami Lailatur qadar, semuanya tidak ada yang mengharap turun peristiwa2 itu pada dirinya, yang ada hanya niat ikhlas ibadah mengharap ridho Allah mengingat betapa mulianya ber ibadah di bulan Ramadhan…..

    Suka

  3. memang benar nggak perlu ngarepin lailatul qodr, karena puasa ini kita dianjurkan memperbaiki diri masing-masing agar diampuni Allah, puasa intinya pengampunan Allah buat seluruh umat yang beriman, adapun lailatul qodr akan mengiringinya jika seseorang beriman berpuasa dg ikhlas karena Allah saja. sama halnya jika kita menjadi pegawai pada satu perusahaan/PNS, jika ada bingkisan lebaran secara otomatis akan mendapatkannya sekalipun tidak diminta, demikian halnya dengan AlQodr jika Allah sudah senang pasti akan diberikan baik diminta ataupun tidak.

    Suka

Tinggalkan komentar