Lathaif atau Esensi Halus


index33Salah satu disiplin ilmu tarekat membahas seputar lathaif atau zat (esensi) halus. Di sebutkan bahwa dalam diri manusia terdapat 7 titik (posisi) lathaif. Apabila kita bersihkan dengan zikrullah, maka kita akan mendapat salah satu rahasia Allah di setiap lathaifnya. Melalui proses latihan yang rutin dan bertahap, maka ke tujuh lathaif ini akan hidup.

Ke 7 lathaif tersebut adalah: Lathifatul Nafsun Natiqah, Lathifatul Akhfa, Lathifatul Khafi, Lathifatul Ruh, Lathifatul Sir, Lathifatul Qalbi dan Lathifatul Kullu Jasad.

Organ Tubuh

Lathaif atau zat (esensi) halus ini dapat dianalogikan dengan organ-organ tubuh jasmani. Dalam istilah biologi, organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh. Sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan fungsi tersebut.

Sebagaimana diketahui, tubuh jasmani kita memiliki aneka ragam organ yang masing-masing memiliki fungsinya sendiri. Misalkan, jantung memiliki fungsi spesifik yang berbeda dengan otak. Begitupula organ tangan, hati dan lainnya memiliki fungsi sendiri-sendiri antara organ tubuh yang satu dengan dengan organ tubuh lainnya. Namun tetap memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan.

Di dalam tubuh jasmani ini, kita juga mengenal istilah kelenjar dan hormon tertentu yang berfungsi membantu bekerjanya organ-organ dalam tubuh kita secara keseluruhan. Ambil contoh, makanan yang masuk ke dalam perut akan diproses dalam pencernaan untuk menghasilkan kelenjar dan hormon baru yang berfungsi membantu bekerjanya organ dalam tubuh atau disebut: metabolisme. Kelenjar dan hormon tersebut membuat tubuh menjadi sehat, sekaligus menghasilkan antibodi yang membuat tubuh terhindar dari berbagai penyakit.

Dengan kata lain, beragam jenis makanan yang masuk ke dalam perut hanya akan diambil saripatinya, seperti kalori, protein, vitamin dan lain-lain. Sedangkan sisanya dibuang. Gangguan terhadap metabolis tubuh ini dengan sendirinya dapat menimbulkan berbagai penyakit, baik itu penyakit medis maupun kejiwaan. Dalam hal penyakit kejiwaan, ilmu pengetahuan yang terkait untuk mengkajinya adalah psikologi.

Psiko Spiritual

Lathaif atau zat halus ini dianalogikan organ-organ yang berada dalam tubuh rohani kita. Organ-organ ini pun memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Oleh karenanya, organ-organ atau lathaif ini juga butuh asupan makanan yang bersifat rohani sesuai dengan fungsinya tersebut, meski tetap saling berkaitan antara satu lathaif dengan lathaif lainnya.

Sebagaimana halnya dengan tubuh jasmani, dalam tubuh rohani pun dapat terjadi gangguan metabolis yang tercermin dari penyakit yang dimilikinya. Tentu saja penyakit yang dimaksud berbeda dengan penyakit secara umum. Misalkan, sifat gemar mencela orang lain tidak dikategorikan sebagai penyakit dalam kajian medis dan psikologi.

Sedangkan dalam tarekat, sifat tersebut tergolong penyakit yang harus disembuhkan. Secara psiko spiritual, sifat suka mencela orang adalah penyakit yang dapat mengganggu tubuh rohani dan tubuh jasmani sekaligus. Karena itulah harus disembuhkan. Tetapi di mana letak sumber penyakit itu?

Sifat buruk itu harus disembuhkan dengan cara menghidupkan salah satu dari 7 lathaif.

Titik Chakra

Dalam pada itu, kita sering mendengar istilah titik chakra yang ada di dalam tubuh kita. Dalam sistem spiritual Yoga, istilah chakra (dari bahasa Sansekerta yang berarti roda atau lingkaran), merupakan simpul energi pada tubuh manusia. Sedangkan dalam tradisi Yahudi, dikenal istilah Kabbalah yang pada galibnya mirip dengan istilah chakra tersebut.

Sejauh ini memang ada anggapan bahwa titik chakra sama dengan titik lathaif tersebut. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa sistem spiritual tarekat merupakan bentuk lain dari sistem spiritual Yoga. Pandangan semacam ini tentu saja tidak benar. Dikarenakan ada banyak perbedaan, terutama dalam cara menghidupkan lathaif atau esensi halus tersebut.

Sebagaimana diketahui, dalam ilmu tarekat, seperti misalnya Tarekat Qodiriyah Naqshabandiyah, terdapat beberapa aturan atau sistem spiritual yang harus diikuti oleh para murid yang sedang belajar tarekat. Sistem spiritual tarekat tersebut tentu saja berbeda jika kita menggunakan sistem spiritual dari ajaran yang berbeda.

Ambil contoh, sistem spiritual tarekat seperti: zikir, zuhud, taqwa, ihsan, amar ma’ruf nahi mungkar, taubat, suluk, qonaah, tawakkal, dan-lain-lain. Sistem spiritual ini terikat kuat dalam ajaran Islam dan tidak dapat dipersandingkan dengan sistem spiritual ajaran lain. Oleh karenanya, persepsi adanya kesamaan antara titik lathaif dengan titik chakra jelas tidak dapat diterima.

BaNi MusTajaB

Tulisan lain:

MENGUNGKAP RAHASIA KEKUATAN CIPTA RASA KARSA

MEMBANGKITKAN PESONA AURA DENGAN MENGHIDUPKAN 6 TITIK ZIKIR DALAM TUBUH

MARTABAT TUJUH DALAM SULUK SUJINAH DAN SERAT WIRID HIDAYAT JATI(1)

MARTABAT TUJUH DALAM SULUK SUJINAH DAN SERAT WIRID HIDAYAT JATI (2)

 

Penulis: M Agus Siswanto

https://gus7.wordpress.com (Blog BaNi MusTajaB). Blog ini sekadar kumpulan tulisan pribadi maupun orang lain. Tentu yang saya anggap menarik. Terkadang ada tulisan ringan, tapi tidak sedikit yang bikin pusing. Semoga bermanfaat. Aamiin. Penulis: M Agus Siswanto Mantan Jurnalis Majalah Misteri,Jakarta. email: maniakgaib@gmail.com 08176645205

24 tanggapan untuk “Lathaif atau Esensi Halus”

  1. (Maaf) izin mengamankan PERTAMAX dulu. Boleh, kan?!
    Kebetulan kedua orang tua saya dan kakak tertua saya anggota tarekat Qodiriyah Naqshabandiyah jadi pernah dengar2 tentang titik2 tersebut.

    Suka

  2. Riyadhah dan latihan tidak akan memberi faedah dan tidak akan mendekatkan diri kita kepada sang pencipta, selama perbuatan kita tidak sesuai dengan syariat dan sejalan dengan sunah Nabi

    Suka

    1. @Eyangresi313 belajarlah dulu agama dimulai Syariat namun jgn berhenti disitu {atau anda bagaikan katak didalam tempurung} karena ada pula ilmu Tasawwuf, Hakikat, Ma’rifat dll {Ilmu yg dipelajari tdk hanya oleh para Sahabat namun ulama2 yg terkenal alim seperti Imam Ghazali & Syaikh Abdul Qadir Al Jailani Qs hingga Walisongo}

      Apakah anda lupa bahwa Nabi SAW sblm diangkat sebagai Nabi beliau itu melakukan Riyadhah & Latihan digua hira? {beliau duduk Tafakkur seraya berdzikir didalam gua, hal demikian diikuti oleh kaum sufi…jadi kalau blg tdk ada tuntunannya apa dasarnya? atau anda berani mengatakan yg dilakukan Nabi SAW meski beliau blm diangkat saat itu adalah sesat?}

      @BlogCamp jgn mencap org yg razin berdzikir bagaikan “percuma” Bp blg “tetap tak ada perubahan” namun kemudian “yang signifikan” artinya ada jg perubahan meskipun kecil bukan? inilah yg harus selalu dipupuk ibarat “dikit-dikit menjadi bukit” jika kita tdk mau memulai lantaran alasan mana dalil dll {namun enggan bertanya kpd Ulama langsung & cuma ngandelin buku2 kapan kita tercerahkan?}

      Mari kita belajar & bertanya kpd yg berilmu, krn Allah sendiri menuntun kt harus bertanya kpd yg ahlinya, jgn selalu makai logika krn ini masalah iman {tdk jrg logika kt yg krg sampai}

      Suka

  3. ada sementara orang yang rajin dzikir dengan hitungan tertentu,namun setelah keluar dari dzikir kelakuannya tetap tak ada perubahan yang siknifikan. Ini tentu memprihatinkan karena tak sesuai antara apa yang dilisankan dengan perbuatannya.

    terima kasih atas pencerahannya
    salam hangat dari Surabaya

    Suka

  4. mslh zikir itu ada 4..,zikir syareat,zikir torekat,zikir hakikat,dan zikir ma’rifat..mk kt cari tujuh hati latipah td melalui jikir..dan jauhi buruk sangka pada bathin.apa bila kt bs melakukan itu td,br lah kt mengetahui ke elokan zatnya yg wajibal wujud.

    Suka

  5. Assalaamu’alaikum…
    Maaf ni saya mau tanya,apa ada didaerah Bengkulu perkumpulan tarekat Qodriah & dimana alamatnya?
    Makasih sebelumnya…..

    Suka

  6. Assalamu’alaikum…
    Maaf saya mau tanya,apa ada perkumpulan tarekat Qodriah diBengkulu & dimana alamatnya???
    Makasih sebelumnya…

    Suka

  7. barokallohumma amin.. mohon info dimana jika sy ingin belajar tentang tarekat akmaliah. Atas informasinya diucapkan trm kasih.

    Suka

Tinggalkan komentar