SEKILAS KISAH JENDERAL SUDIRMAN SAAT DIBIMBING ULAMA KH. BUSYRO SYUHADA

Kyai Busyro sengaja menyediakan seorang pelayan khusus untuk murid spesialnya itu. Pelayan itu masih keponakan Kyai Busyro sendiri yang bernama Amrullah. Saat itu usia Amrullah lebih muda 5 tahun dibandingkan Sudirman. Amrullah adalah ayah kandung Abdul Malik.


Panglima Besar Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh penting yang pernah dimiliki negeri ini. Dia pejuang dan pemimpin teladan bangsa. Pribadinya teguh pada prinsip, keyakinan dan selalu mengedepankan kepentingan rakyat dan bangsa di atas kepentingan pribadinya.

Sudirman lahir pada 1916 di desa Bodas, Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah. Sebelum memasuki dunia kemiliteran, Sudirman berlatar belakang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan aktif kepanduan Hizbul Wathan. Sejarah mencatat, ketika berusia 31 tahun dia sudah menyandang pangkat jenderal. Meski saat itu menderita sakit paru-paru, tetapi dia terus bergerilya melawan penjajah.

Apa sesungguhnya yang membuat Sudirman memiliki keteguhan dan prinsip kuat dalam hidupnya sehingga dia memiliki nama harum di negeri ini?

“Sudirman mendapat didikan seorang ulama pada masanya. Inilah yang membuatnya memiliki keteguhan dalam berjuang. Meskipun dia menderita sakit paru-paru dan harus ditandu, tetapi semangat juangnya tinggi,”ujar H. Abdul Malik kepada saya di kediamannya di Palimanan, Cirebon.

KH.Busyro Syuhada

Dikisahkan, sekitar 50 km dari Kota Purbalingga, ada seorang ulama bernama Kyai Haji Busyro Syuhada. Sang ulama memiliki sebuah pesantren di desa Binorong, Banjarnegara. Selain dikenal sebagai ulama, Kyai Busyro juga seorang pendekar pencak silat (ketika itu istilahnya pencak ragawi dan batin).

Sebagaimana umumnya pesantren, para santri diajarkan ilmu agama dan beladiri pencak. Pencak silatnya dikenal dengan nama Aliran Banjaran yang intinya memadukan ilmu batin dan ilmu dhohir. Dikemudian hari pencak silat yang dirintis Kyai Busyro Syuhada menjadi cikal bakal perguruan silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

Suatu hari, Sudirman berkunjung ke pesantren Kyai Busyro di Banjarnegara. Dia bermaksud silaturrahmi. Saat itu Sudirman masih menjalankan pekerjaan sebagai guru di Cilacap. Pada pertemuan itu, tiba-tiba saja Kyai Busyro menangkap suatu firasat saat berhadapan dengan Sudirman.

“Kyai Busyro menyarankan agar Sudirman tinggal sementara waktu di pesantren. Dia ingin agar Sudirman mau menjadi muridnya. Kyai Busyro tidak menjelaskan alasan sesungguhnya,” ujar H. Abdul Malik.

Tentu saja Sudirman terkejut mendengar saran Kyai Busyro Syuhada. Tetapi dia menyambut dengan antusias. Bagaimanapun juga, saran dan nasehat seorang ulama tentu baik dan pasti ada alasan-alasan khusus yang tidak dapat diungkapkan.

Selanjutnya Sudirman nyantri di pesantren asuhan Kyai Busyro Syuhada. Saat itu usia Sudirman sekitar 25 tahun. Selama menjadi santri, Sudirman diperlakukan khusus oleh Kyai Busyro. Bahkan terkesan diistimewakan. Semua keperluan Sudirman menyangkut urusan apa saja, termasuk urusan makan dan minum selalu disiapkan.

Kyai Busyro sengaja menyediakan seorang pelayan khusus untuk murid spesialnya itu. Pelayan itu masih keponakan Kyai Busyro sendiri yang bernama Amrullah. Saat itu usia Amrullah lebih muda 5 tahun dibandingkan Sudirman. Amrullah adalah ayah kandung Abdul Malik.

“Ayah saya menceritakan seputar bagaimana Kyai Busyro menggembleng  Sudirman. Di lingkungan keluarga besar kami, kisah ini sebenarnya sudah umum diketahui,”kata Abdul Malik.

Menurutnya, gemblengan terhadap Sudirman sepintas memiliki kemiripan pola didikan silat dalam film Mandarin, seperti: Shaolin Temple. Murid dilatih ilmu silat dan juga disuruh melakukan olahraga yang menguras fisik.

Namun demikian, Sudirman diharuskan berpuasa dan saat tengah malam melakukan shalat sunnah secara rutin.

“Bagaimana sebenarnya bentuk didikan secara fisik?” Tanya saya.

“Salah satu cerita yang pernah saya dengar, meskipun dalam keadaan berpuasa, Sudirman diperintahkan melakukan pekerjaan keras memotong beberapa pohon yang ada di dekat pesantren. Batang-batang pohon itu kemudian diseretnya. Lalu dimasukkan ke dalam kolam atau empang. Pekerjaan itu dilakukan sendirian tanpa dibantu siapapun. Setelah matahari terbenam, batang pohon itu harus dikeluarkan lagi dari kolam,” Jawab Abdul Malik.

Abdul Malik menambahkan, saat Sudirman berbuka puasa dan sahur, Amrullah bertugas menyediakan makanan dan minuman.

Di samping itu, Kyai Busyro juga memberi amalan zikir atau hizib khusus kepada Sudirman untuk dibaca setiap harinya. Secara hampir bersamaan, hizib ini juga diamalkan Amrullah (kelak Amrullah menjadi ulama di Wonosobo, Jawa Tengah).

Pada tahun 1942,  Kyai Busyro meninggal dunia. Melihat kenyataan itu, Sudirman memutuskan kembali ke kampung halamannya di Purbalingga. Namun tidak berapa lama kemudian balatentara Jepang mulai menjajah Indonesia.

Seolah sudah menjadi takdirnya, Sudirman segera mengikuti pendidikan militer di Bogor bergabung dengan tentara PETA (Pembela Tanah Air).

Begitu tamat pendidikan, Sudirman menjadi Komandan Batalyon di Kroya, Jawa Tengah. Sesudah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) terbentuk, Sudirman diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas.

Pada puncaknya, Sudirman menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI pertama dan termuda) hingga beliau wafat pada 29 Januari 1950.

“Apa yang saya katakan tadi hanya sepenggal cerita saja. Sebenarnya kisah gemblengan Kyai Busyro kepada Sudirman cukup banyak. Tetapi intinya, Sudirman mendapat bimbingan khusus dari seorang ulama pada masanya. Inilah yang membuatnya berhasil menjadi pemimpin,” ujar Abdul Malik.

Kisah Gaib

Pada saat Sudirman bergerilya, banyak kisah-kisah mistis seputar perjuangannya. Dikisahkan, musuh selalu gagal memburunya. Bahkan Sudirman pernah luput dari tangan musuh yang hanya berjarak sekitar 10-20 meter. Andaikata saat itu penyakitnya kambuh dan membuatnya batuk-batuk, pastilah musuh akan mendengar dan menangkapnya.

Tetapi atas Kebesaran Tuhan, pada detik yang genting itu penyakitnya tidak kambuh. Sungguh aneh tidak ada satupun musuh yang melihat Sudirman bersembunyi diantara rumput alang-alang yang pendek.

Di sisi lain, wibawa dan kharisma Sudirman terpancar kuat dari ekspresi wajah dan tubuhnya. Meskipun saat itu tubuhnya kurus, lemah dan harus ditandu, tetapi seluruh jajaran angkatan perang patuh di bawah komandonya.  Semua ini merupakan hasil disiplin yang diperoleh dari gurunya.

Sejarah juga mencatat, saat ibukota Republik yang berada di Yogyakarta direbut Belanda, Presiden dan Wakil Presiden ditawan. Dikisahkan, ketika itu Sukarno sempat menyuruh Sudirman meletakkan senjata, tetapi Sudirman menolak dan memutuskan bergerilya.

Sungguh suatu sikap berani yang ditunjukkan Sudirman. Dia melawan atasan untuk tujuan yang jauh lebih mulia.

Demikian sekelumit kisah perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Kita patut menghormati dan meneladaninya.

Sebelum menutup perbincangan, Abdul Malik juga mengemukakan bahwa salah seorang keponakan Kyai Busyro Syuhada saat ini menjadi ketua Komisi Yudisial, H. Busyro Muqoddas.

BaNi MusTajaB


Penulis: M Agus Siswanto

https://gus7.wordpress.com (Blog BaNi MusTajaB). Blog ini sekadar kumpulan tulisan pribadi maupun orang lain. Tentu yang saya anggap menarik. Terkadang ada tulisan ringan, tapi tidak sedikit yang bikin pusing. Semoga bermanfaat. Aamiin. Penulis: M Agus Siswanto Mantan Jurnalis Majalah Misteri,Jakarta. email: maniakgaib@gmail.com 08176645205

70 tanggapan untuk “SEKILAS KISAH JENDERAL SUDIRMAN SAAT DIBIMBING ULAMA KH. BUSYRO SYUHADA”

  1. Mempelajari sejarah merupakan apresiasi yang harus dilestarikan untuk generasi manapun. Dan hargailah sejarah dari bangsa yang besar ini, agar kita tidak menjadi orang yang melupakan sejarah.

    Suka

  2. wah, ijin save artikelnya yah mas. buat dijadiin arsip tuk cucu nanti. 😀

    eh, boleh tukaran link gak ? link anda sudah saya pasang di blogku. Salam Kenal
    @
    link sudah terpasang.
    terima kasih. semoga bermanfaat.

    Suka

  3. Salut dengan pahlawan indonesia yang satu ini.

    link mas sudah terpasang di blog saya.
    tukeran link yukk mas…. 😀
    @
    link sudah dipasang.
    terima kasih. Semoga bermanfaat

    Suka

  4. YANG SAKIT ADALAH SOEDIRMAN…
    PANGLIMA BESAR TIDAK PERNAH SAKIT
    ini waktu soekarno melarang soedirman untuk perang gerilya karena soekarno kasihan dengan kondisi soedirman yg sedang sakit parah,tp untuk tanggung jawabnya kepada bangsa n negara soedirman tetap perang untuk brjuang memerdekakan INDONESIA
    SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA

    Suka

  5. tapi sekarang tidak ada lagi sosok pemuda seperti jendral sudirman, malah sikap pemuda sekarang tidak menghargai perjuangan para pahlawan2 dulu, semua berbanding terbalik, good post mas, lam kenal…

    Suka

  6. siapa pun akan angkat topi sebagai tanda hormat kepada sudirman, kita doakan semoga Allah membalas segala amalnya dengan ganjaran yang lebih baik, dan diampuni dosa dosanya

    Suka

  7. Luar Biasa,,, kapan lgi ada Sudirman yg ,,,, benar- benar berjiwa Sudirman,,, Bangsa dan Negara ini masih sangat butuh jiwa -jiwa pemberani yg seperti Jendral Sudirman..

    Suka

  8. Ya Allah ampuni Jendral Sudirman Brikah Gelar Syuhada berikan tempat yang tingi saya kan melanjutkan perjuangan beliau

    Dedy Iskandar
    alfateha untuk Sudirman

    Suka

  9. Negeri Indonesia tercinta ini tentu rindu akan kehadiran pemimpin bangsa yang berjiwa tulus ikhlas tanpa pamrih seperti Bapak TNI Jenderal Besar Soedirman…. Kapankah pemimpin seperti beliau itu hadir….?

    Suka

  10. subhanallah seandainya ada 100 orang jaman sekarang ini yang berjuang ikhlas seperti beliau di Indonesia niscaya Indonesia mampu keluar dari multi krisis. Insya Allah

    Suka

  11. ia nih w salut banget ama pahlawan kt walau dia kena sakit paru paru tetapi dia tetap berjuang untuk negara kt walau berbeda beda agama tetapi tetap satu indonesia is the best

    Suka

  12. memang, kemerdekaan indonesia ini adalah hasil dari perjuangan kaun muslimin, tp sayang kaum muslimin blm bisa menerapkan hukum Islam di negeri ni…bersabarlah wahai kaum muslimin indonesia…teruslah berjuang untuk menegagkan Islam di bumi Indonesia…ALLOHU AKBAR…

    Suka

  13. Jaman sekarang ini sangat susah menemukan seorang pemimpin seperti jendral sudirman yang tanpa pamrih selalu mengutamakan kepentingan rakyat diatas segala-galanya

    Suka

  14. Seharusnya sekali dalam seminggu anggota DPR dan para Pejabat di wajibkan menonton Filmnya, supaya sadar, bahwa bumi Indonesia ini diperoleh dengan darah, jadi jangan di injak-injak dengan keserakahan…

    Suka

  15. jenderal Sudirman alias ustad Sudirman beliau seorang ustad ( di HIS Muhammadiyah cilacap ) , beliau memiliki karakterisitik pemimpin besar, berjuang sampai titik darah penghabisan, mestinya beliau yg layak jd pemimpin besar revolusi (presiden), sukarno cukup jd diplomat / menteri luar negeri saja. mao che tung, dr chiang kaisek, castro SH, dr guevara dll mereka semua sarjana ( bukan tentara ) tp pada saat darurat mereka berani memimpin gerilya demi sebuah cita2 ( lepas dari perbedaan ideologinya )

    Suka

  16. seandainya saja pemimpin kita sekarang meneladani pahlawan jendral sudirman dungguh Indonesia ini tidak mungkin menjadi miskin harta,miskin moral dan tidak ada yang haus jabatan sampai tega mengorbankan harga diri dan kehormatan.
    Kami rakyat kecil mendambagan INdonesia yang damai tanpa berita yang membuat membara hati nurani ini.

    Suka

  17. Kapan negara ini bebas laten korupsi…..?
    Kapan negara ini merdeka dari jajahan orang pribumi….?
    Mengapa kemerdekaan itu hanya kata semu yang terjadi..?
    Inikah Indonesia yang didamba para Pahlawan…?
    Atau memang Indonesia akan pada karena anak pertiwi …?
    Wahai sang yang alam tulah apa yang kau beri pada kami…?
    Wahai sang yang pencipt mengapa ciptaanmu menghancurkan pertiwi ini …?
    Jika aku harus memilih mungkin aku memilih lahir di angkasa luar yang tiada penghidupan,agar aku tidak menyaksikan porak-porandanya Indonesia yang cantik kau cipta.
    Sungguh jika aku disuruh memilih seandainya JENDRAL SUDIRMAN masih hidup aku memilih 100 % UNTUK JADI PEMIMPIN NEGERI INI .

    Suka

  18. Jika disaat sekarang muncul sudirman- sudirman baru…..membayangkan Indonesia yang makmur jibar- jibur (Istilah dari Banjarnegara)…..Saya baru tahu dengan kisah ini..saya asli Banjarnegara..dan sekarang Pondok pesantren tersebut juga masih ada….Terimakasih Infonya, kiranya info ini bisa saya sebarkan kepada anak cucu saya…..Mohon ijin untuk referensi…

    Suka

  19. ada yang tau jendral sudirman, beliau itu anak siapa ya?
    ada yang bilang masih ada keturunan dari sultan yogja, apa betul?

    Suka

  20. Sekitar seratus tahun sebelum era sudirman ada tokoh yang tak kalah hebatnya yaitu diponegoro. Semoga tidak sampai seratus tahun setelah era sudirman, muncul tokoh sehebat diponegoro dan sudirman di negeri ini. Sama-sama memerangi kezaliman di era masing-masing..

    Suka

Tinggalkan Balasan ke ase Batalkan balasan